Thursday, August 17, 2017

[Cerbung] Kita Berbeda part 2


          “Maaf, saya nelpon kamu nyuruh ke sini padahal ini hari libur,” ucap seorang laki-laki bertubuh gemuk tapi terlihat berwibawa dengan jas yang ia kenakan.

          Mereka berada di sebuah café.
          “Tidak apa-apa, Pak,” sahut Rafael.


         “Berkas yang saya suruhkan kemarin sudah selesai, kan?” tanya laki-laki itu yang merupakan pemilik perusahaan dimana Rafael bekerja.

          “Sudah, pak.” Rafael mengambil lembaran-lembaran kertas dari tasnya. “Ini, pak.” Diberikannya berkas itu kepada bosnya.

          “Wah, bagus, bagus,” ujar bos itu sambil membolak-balik kertas. Kepalanya pun mengangguk-angguk tanda dia menyukai kerja Rafael.

         “Baik, berkasnya saya terima, dan kamu sudah boleh melanjutkan liburan kamu. Oh iya, mulai besok bukan saya lagi yang memimpin perusahaan, tapi anak saya.”

* * *

          Reza duduk melamun di ruang tengah.

         “Cantik juga,” gumamnya. “Astagfirullah, aku apa-apaan sih.” Reza menggeleng, mencoba menghilangkan khayalannya tentang cewek yang barusan datang.

          “Eh, ini apa, Za?” tanya ibu Vina saat melihat bingkisan di meja. Tangannya masih sibuk memasang bros dijilbabnya.

        “Hah, oh!" Reza tersentak "Itu…tadi katanya pesanan mama,” ujarnya kemudian.

          “Pesanan?” Dengan dahi berkerut, ibu Vina membukanya. Tiba-tiba wajahnya berseri.” Ini kan baju yang mama pesan. Tapi mama lupa mau ambil kemarin, padahal mama sudah janji mau ambil sendiri. Aduh.. Kayaknya mama mulai pikun,” rutuk ibu Vina pada dirinya sendiri.

          “Bagus gak, Za?” tanya ibu Vina sambil memasang baju muslimah itu di depan badannya.         

          “Bagus.” Reza mengangguk pelan.
          “Baju muslimah? Cewek tadi kerja di butik muslimah, tapi dia gak pakai jilbab?” ucap Reza dalam hati.

          Ya! Walaupun ibu dan kakak Annisa berhijab, tapi Annisa tidak. Belum siap, katanya. Meskipun demikian, dia tidak pernah memakai pakaian terbuka. Baju, celana, dan roknya tidak ada yang pendek. Semuanya panjang. Karena dia tahu mana yang pantas untuk diperlihatkan dan mana yang tidak. Tapi soal rambut, dia belum mau menutupnya. Nanti pasti ada waktunya, katanya juga saat ibu dan kakaknya membujukknya untuk berhijab.

* * *

No comments:

Post a Comment