BRAAKKK…
Dengan sekali tendangan, pintu
bertelariskan besi itu berhasil dia buka. Bisma beserta rombongannya masuk ke
dalam gudang yang tak terpakai itu.
“DIMANA LO SEMBUYIIN TEMEN GUE?!”
Bisma membentak orang-orang berwajah sangar yang ada di dalam gudang itu.
“Temen lo siapa?” tanya pria bertato
kalajengking di lengannya.
“Jangan pura-pura!”
“Siapa yang pura-pura? Gue sih
sukanya kura-kura. Hahaha....” sahut pria itu. Tawanya menggelegar.
Bisma geram dibuatnya. Tanpa banyak
bicara lagi, dia menghajar orang itu. Perkelahian pun terjadi. Saat serangan
datang, Bisma menghindar. Kemudian dia yang menyerang. Selain jago balap, Bisma
juga jago berkelahi.
Dalam hitungan menit, orang-orang
yang berjumlah lebih dari 10 itu berhasil Bisma kalahkan. Tentunya dengan
bantuan teman-temannya.
“Bis! Rudi di sini!” teriak
seseorang.
Segera mereka membuka tali yang
mengikat tubuh Rudi, kemudian membawanya ke markas geng Ox (baca saja oks).
“Thanks, Bis lo mau bantu gue,” ucap
Very yang merupakan ketua geng Ox.
“Heh! Lo sebagai ketua seharusnya
bisa dong jaga anak buah lo sendiri! Lain kali, kalau lo minta bantuan sama gue
lagi, gue nggak
bakal mau!” Bisma memalingkan badannya hendak pergi.
“Bis!” panggil Very yang membuat
Bisma menghentikan langkahnya. “Kalau lo marah karena gue menang dalam
pemilihan ketua geng, gue minta maaf.”
Ya! Dulu Bisma sempat menjadi
anggota geng motor Ox itu, tapi setelah pemimpin lama meninggal dia keluar dari
geng motor Ox. Dia juga pernah menjadi calon ketua geng Ox, tapi dia kalah
dalam pemilihan.
Bisma membalikkan badannya,
menghadap Very dan melangkah lebih dekat. Bisma menatap tajam Very.
“Inget ya, gue gak pernah marah
dengan pemilihan itu. Lagian gue emang gak mau jadi ketua!” bentak Bisma sambil
menunjuk-nunjuk wajah Very.
“Tapi gue marah karena lo gak bisa
jadi ketua yang baik. Ketua macam apa yang harus manggil orang luar untuk
nyelametin anak buahnya sendiri. Pengecut!” tandas Bisma kemudian berlalu.
Very tersenyum kecut. Dia merasa terhina, tapi dia juga menyadari kekurangannya.
*
* *
Ilham keluar dari kamarnya dengan
menggunakan baju bergaris-garis biru dan putih yang merupakan motif
kesukaannya.
“Mau kemana kamu, Ham?” tegur Reza.
“Mau ketemu sama temen, Bang,” sahut
Ilham.
“Ikutan boleh, gak?” pinta Reza.
Baru saja Ilham hendak menjawab, eh mamanya datang dan meminta Reza untuk menemaninya belanja. Akhirnya Reza tidak jadi pergi bersama Ilham. Tidak masalah sih bagi Reza, toh juga dia mau ikut Ilham itu karena dia bosan di rumah.
~Bersambung~
No comments:
Post a Comment