Friday, November 20, 2020

Tips Bagi Penulis Pemula


Kamu penulis pemula? Atau sudah profesional? Atau malah baru mau belajar menulis sebuah karya?

Pertanyaannya lagi, apakah menulis adalah bakat?


Nah, semua pertanyaan itu akan kita jawab di sini.

 

Mau itu penulis pemula ataupun penulis profesional, hampir semua pernah mengalami kesulitan memulai untuk menulis.

Biasanya, pertanyaan yang sering muncul adalah “mau menulis apa ya?” Entah itu disebabkan karena terlalu banyak ide, atau malah sama sekali tidak punya ide.

 

Kendala berikutnya adalah “kalimat apa yang pertama harus ditulis?”

Gaya bahasanya harus bagaimana? Formal? Santai? Atau gaya yang seperti apa?

Bahkan terkadang kita malah bingung menulis kalimat awal.

 

Semua penulis pemula, pasti pernah mengalami hal-hal seperti itu.

Nah, di sini Oryza ingin memberikan tips-tips untuk calon penulis dan  penulis pemula.

 

Pertama, banyak-banyak membaca buku.

Penulis itu harus banyak membaca. Bagaimana tulisanmu mau dibaca orang, kalau kamu tidak pernah membaca tulisan orang lain? Sama halnya, bagaimana orang lain mau berbuat baik padamu, tapi kamu tidak berbuat baik pada orang lain?

Dalam membaca, jangan hanya larut pada cerita tersebut. Kita juga harus memperhatikan, bagaimana si penulis menuliskan cerita tersebut. Seperti, gaya bahasa apa yang dia gunakan, sudut pandang apa? Bagaimana dia menempatkan setiap tanda baca? Bagaimana dia menulis kalimat asing? Bagaimana dia menyusun dialog?

Dan untuk menemukan jawaban dari pertanyaan seperti itu dengan baik, kita harus membaca buku yang berkualitas, yang melalui proses penyuntingan oleh editor yang paham PUEBI dan KBBI.

 

Kedua, berlatih dengan membuat review dari cerita yang telah dibaca.

Jika kamu sama sekali tidak pernah dan merasa tidak bisa menulis, poin ini sangat penting. Okey, kita anggap kamu tidak pernah menulis, dan tidak memiliki ide sama sekali. Langkah yang harus dilakukan agar dapat menulis sebuah karya, yaitu dengan menulis kembali cerita yang telah dibaca dengan menggunakan bahasa sendiri. Ingat, ini untuk latihan. Bukan menjiplak. Jadi, cukup simpan tulisan kalian untuk diri kalian sendiri.

Tapi lain cerita kalau kita mereview. Mereview adalah menuliskan kelebihan dan kekurangan dari cerita yang kita baca. Kita tidak menulis ulang cerita tersebut.

 

Ketiga, menentukan tema

Nah, langkah ketiga ini digunakan saat kita sudah merasa mampu untuk menulis karya kita sendiri setelah melakukan latihan melalui dua poin sebelumnya.

Dalam menentukan tema, carilah tema yang ringan terlebih dahulu. Jangan dulu bebankan diri kita dengan mengambil tema-tema yang berat. Kita bisa mengambil tema yang dekat dengan kita.

Suatu tema kadang lahir dari proses penjelajahan. Entah itu saat kita menjelajah di media sosial atau pun di dunia nyata. Tema dapat diperoleh saat kita melihat, mendengar, merasakan, dan melakukan sesuatu.

Dari sekian banyak tema yang ada di kepala kita, ambillah satu tema yang kalian sukai sebagai permulaan.

Jadi, mari kita urutkan satu-satu hal-hal  yang penting dalam mencari tema untuk pemula.

1.      Tema ringan

2.      Dekat dengan kita

3.      Kita menyukai tema tersebut

4.      Referensi mudah didapat

Contohnya kita ambil tema percintaan. Kita berniat untuk membuat tema percintaan dengan konflik ringan. Kenapa kita ambil tema percintaan? Karena cinta dekat dengan manusia. Kita pun suka, dan kalau misal lagi buntu soal ide, mencari referensinya mudah. Bisa dengan memerhatikan orang-orang di sekitar, atau dengan bertanya pada mereka.

 

Keempat, menulis pokok pikiran.

Pokok pikiran itu mencakup hal-hal apa saja yang akan kita tuangkan dalam tulisan kita. Berapa pokok pikiran yang akan kita tulis, tergantung dari diri kita masing-masing. Namun, usahakan memenuhi struktur sederhana meliputi pokok pikiran pembuka, isi, dan penutup.

Misalnya, pembukanya: bagaimana si tokoh  utama pria dan wanita bertemu kemudian menjadi akrab?

Lalu, bagian isinya berisi tentang konflik. Dimulai dari konflik sederhana sampai puncak konflik.

Nah, di bagian penutup berisi tentang bagaimana konflik tersebut terselesaikan.

 

Kelima: Mengembangkan setiap pokok pikiran

Untuk mengembangkan pokok pikiran sehingga menjadi sebuah cerita, yang harus kita perhatikan adalah “jangan berpikir enak dibaca dulu”. Kembangkan saja setiap pokok pikiran yang telah kita buat dengan kata per kata, lalu kalimat per kalimat, kemudian menjadi paragraf per paragraf. Gunakan kosa kata yang ada di kepala kita. Apapun kosa kata tersebut. Tulis saja. Tidak masalah jika kita abaikan dulu PUEBI dan KBBI. Tulis saja cerita kita sampai tamat. Fokuskan menulis cerita sampai tamat.

 

Nah, di langkah keenam: di sinilah kita baca ulang tulisan kita

Baca kembali berulang-ulang tulisan kita. Tulisan yang baik itu adalah tulisan yang rapi, enak di baca, dan feel-nya berasa, seta kalimatnya tidak bertele-tele dan mudah dipahami.

Sementara kita baca ulang tulisan kita setelah menulis hingga tamat, di situlah kita mulai self editing. Mengedit mandiri. Perhatikan kata dan kalimat yang tidak sesuai KBBI dan PUEBI. Apabila kita menemukan kata yang tidak sesuai dengan KBBI, silakan perbaiki. Ada kata atau kalimat yang terasa ambigu silakan diperbaiki. Ada pemborosan kata sehingga kalimat tidak efektif, silakan dikurangi. Ada kata atau kalimat atau paragraf yang dirasa posisinya kurang tepat, silakan dipindah posisinya.

Pokoknya, di langkah ke enam ini, jadikan diri kita sendiri sebagai editor.

 

Ketujuh, mintalah pendapat orang lain.

Manusia bukanlah makhluk yang sempurna. Mungkin kita merasa tulisan kita sudah bagus, perfect, tapi belum tentu tulisan kita sudah sempurna. Bisa jadi, kita khilaf saat mengeditnya. Maka, langkah berikutnya adalah carilah orang yang bisa mengoreksi tulisan kita. Jangan pernah malu, gengsi, apalagi marah saat orang lain mengoreksi tulisan kita. Justru di situlah kita belajar.

Di zaman yang serba canggih seperti sekarang, dan banyak bermunculan bermacam-macam aplikasi, termasuk aplikasi menulis online, kita bisa menuangkan tulisan kita di sana dengan tetap open kritik dan saran. Bisa juga kita publish di media sosial masing-masing. Dan sekali lagi saya ingatkan, perlu kalian cantumkan kalimat “MOHON KRITIK DAN SARANNYA”.

 


Untuk kalian yang membutuhkan kritik dan saran bisa langsung DM saya di instagram @oryzaikastory  

 


No comments:

Post a Comment