Rafael memotret suasana jalanan Jakarta
pagi itu yang masih lenggang. Banyak gambar yang dia ambil pagi ini. Dia
melihat jam tangannya sebelum pergi.
Di
kantor, Rafael memberikan USB kepada rekan kerjanya.
“Eh,
lo udah lihat bos baru kita?” tanya rekan kerjanya.
“Belum,”
geleng Rafael.
“Pokoknya
lo harus hati-hati sama dia. Bos kita yang sekarang jauh berbeda dengan bos
kita dulu. Jangan sampai lo bantah kata-katanya,” terang rekan kerjanya itu
menasehati.
“Iya.”
Rafael mengangguk pelan.
“Ya udah, gue mau pergi
kuliah,” pamit Rafael.
* * *
Annisa
memasuki kelas. Dia resmi pindah jurusan sekarang. Tidak ada seorang pun yang
dia kenal di sini. Kenalannya di kampus ini memang tidak banyak. Sepertinya
orang yang dia kenal hanya temannya dijurusan seni.
Tepat
saat Annisa duduk, dosen memasuki kelas. Di belakang dosen ada seorang pemuda bermata
sipit berjalan terburu. Pemuda itu duduk di samping Annisa. Baru saja Annisa
hendak memberikan senyum padanya, tapi dia tidak meliriknya sedikit pun. Annisa
tidak kesal. Itu wajar bagi orang yang hampir saja terlambat.
Usai
mata kuliah, mahasiswa dan mahasisiwi berhambur keluar kelas. Begitupun dengan
Annisa. Pemuda di sampingnya berjalan mendahuluinya. Tanpa dia sadari, dia
telah menjatuhkan barangnya. Annisa mengambil barang itu. Sebuah foto
pemandangan. Segera Annisa mengejar dia.
“Maaf.”
Annisa menepuk pundak pemuda itu.
Pemuda
itu berbalik.
“Ini
milikmu, tadi jatuh.” Annisa menyodorkan foto yang dia temukan tadi.
“Ah,
iya. Kok bisa jatuh sih?” Pemuda itu mengambil foto itu. “Makasih ya.”
“Sama-sama.”
Annisa tersenyum. “Aku Annisa. Pindahan dari jurusan seni.” Annisa
memperkenalkan diri
“Pantesan
aku gak pernah lihat kamu sebelumnya di kelas. Aku Rafael.” Pemuda yang
ternyata bernama Rafael membalas perkenalan itu. “Kamu mau ke kantin, gak?”
ajak Rafael.
“Aku
juga niatnya mau ke kantin.”
* * *
Pukul
sepuluh tepat Bisma baru bangun. Dengan setengah sadar, dia turun menuju dapur.
Seperti biasa, ada makanan, uang, dan kertas yang kalimatnya tidak pernah
berubah. Bisma melahap makanan itu tanpa membuka matanya lebar-lebar.
Sebenarnya dia ada jadwal kuliah hari ini, tapi dia malas. Entah sudah berapa
hari dia meninggalkan kuliahnya. Toh juga orang tuanya gak perduli.
* * *
No comments:
Post a Comment