Monday, July 25, 2016

[Cerbung] Marmetu Manis part 20


            “Dicky.. Dimana kamu?” gumam Wenda seraya mencari ke seluruh sekolah.

           Jam istirahat tinggal 10 menit lagi, dan Wenda belum juga menemukan Dicky. Tiba-tiba dia teringat atap. Entah pikiran apa yang membuatnya punya firasat bahwa Dicky ada di atap.

Sunday, July 24, 2016

[Cerbung] Marmetu Manis part 19


Ulasan part sebelumnya

            Rupanya Dicky ada di belakang sekolah. Dia berduel dengan Ham, Mulda, dan Rangga. Dilihat dari jumlah, memang tidak seimbang, tapi menurut Dicky sudah seimbang, karena dia masih memiliki kekuatan marmetu manis.

Monday, July 18, 2016

[cerbung] Marmetu Manis part 18



            Hari ini Wenda pulang naik angkutan umum. Bisma tidak bisa mengantarnya karena ada olimpiade. Sebenarnya Bisma menyuruhnya untuk hadir melihatnya, tetapi rupanya hanya guru dan peserta yang boleh masuk ke lokasi.

            Wenda turun di pembelokan rumahnya, karena jalan di depan rumahnya bukanlah jalur angkutan umum. Di pertengahan jalan, tiba-tiba angin kencang datang. Buku gambar yang dia taruh di samping kakinya karena hendak mengikat tali sepatu terbuka lembar demi lembar. Tak lama, angin pun berhenti dan menghentikan terbukanya lembaran buku gambar itu, tepat di gambar sebuah bukit.

Monday, July 11, 2016

[Cerbung] Marmetu Manis part 16



            Reza mengeluarkan selembar kertas dari laci yang sudah kusut, namun masih terlihat jelas apa yang tergores di kertas itu. Sketsa kakek Kirman, kakeknya Wenda.

~Flasback On~

            Seorang pria berbadan tinggi besar berdiri dihadapan seorang bocah laki-laki yang duduk di kursi yang lumayan tinggi sehingga tinggi keduanya tidak jauh berbeda. Dari jubah hitam besar yang pria itu kenakan, dia mengeluarkan secarik kertas yang terlipat.

Sunday, July 10, 2016

[Cerbung] Marmetu Manis part 15



            Diam-diam, Ham, Mulda, dan Rangga mengawasi Wenda.

            “Bagaimana ini? Wenda pingsan,” ucap Rangga saat tiba-tiba Wenda terjatuh.

Monday, July 4, 2016

[Cerbung] Marmetu Manis part 14



            Tok! Tok! Tok!

            “Wenda, buka dulu pintunya, nak. Mungkin pengantar belanjaan mama. Ambil uang di dompet mama,” suruh mama Wenda yang menata bolu-bolu ke dalam wadah untuk dijual.

            “Iya, ma,” jawab Wenda menghentikan aktivitasnya yang juga menata bolu-bolu ke dalam wadah. Kemudian dia ke depan untuk membuka pintu setelah mengambil beberapa upah untuk membayar jasa pengantar. Mamanya memang sering melakukan jasa layanan untuk membawa belanjaan bahan-bahan kuenya yang lumayan banyak.