Halo,
semua... Aku lagi galau. Galau gara-gara jerawat. Yah, aku udah kenal sama
jerawat sejak SMP, tapi dulu gak parah. Waktu SMP, jerawatku masih terbilang
normal, datangnya cuma diwaktu-waktu tertentu saja (kalau masa period).
Nah,
pas SMA, jerawatku jadi gak mau pergi. Kayaknya dia suka aku deh. Tapi aku gak
suka dia. Dan dia maksa mau sama aku. Kan aku jengkel. Tapi aku masih cuek aja
sih waktu itu. Di masa SMA ini, jerawatku datangnya rombongan, dijidat dan
kecil-kecil kayak pasir. Untung aku pake jilbab, jadi gak terlalu kelihatan
kalau ada gerombolan yang suka aku. Tapi, kalau di rumah kan aku buka jilbab.
Kelihatanlah semua yang bisa aku tutupin pake jilbab. Tetanggaku sempat heran.
Aku jadi malu. Ibundaku berpendapat karna aku gak cocok sama POND’S. Jadi aku
ganti produk wajah lain.
Rasanya,
semua produk sudah hampir aku coba. Aku lupa sih apa aja yang pernah aku pake.
Soalnya, waktu SMA, aku gak peduli sama kayak begituan. Justru Ibundaku yang
ribet sana-sini belikan ini-itu produk skincare. Aku tinggal pake aja.
Dibelikan, pake. Gak dibelikan ya udah.
Haha... Dulu, aku cuek banget mah sama penampilan.
Nah,
pas kuliah , aku baru merhatiin penampilanku. Mulai dewasa deh kayaknya
(terlambat dewasa. Haha...). Di masa ini pula aku kadang-kadang searching
tentang produk kecantikan. Dan, aku baru tahu kalau cream yang aku pake
sejak kelas 2 SMA termasuk cream yang berbahaya. Mengandung merkuri.
Pantesan aja mukaku cepet putih.
Kenapa
aku pake cream itu? Karna dari beberapa hari pemakaian, jerawatku yang
kecil-kecil itu berhasil hilang, walaupun jerawat yang besar masih silih
berganti.
Tanpa
memberitahu Ibunda, karna dia nun jauh di sana, aku hentikan pemakaian cream
berbahaya itu secara perlahan. Menurut hasil searching, kalau kita mau
ganti suatu produk wajah ke produk lain, kita harus hentikan pelan-pelan.
Jangan yang awalnya dipakai setiap hari, tiba-tiba langsung berhenti. Kalau
kayak begitu, pasti muka bakal muncul jerawat, karna kaget.
Pelan-pelan
aku kurangi jarak pemakaian. Yang biasanya aku pake tiap hari aku kurangi jadi
pake dua hari sekali, lalu jadi tiga hari sekali. Dan, JEDAAARR... Mukaku makin
banyak jerawatnya. Aku semakin shock.
Entah
ini karna aku gak pake cream itu tiap hari atau karna aku mulai jarang
membersihkan wajah.
Aku
masih ingat, tahun lalu (2017, jadi aku nulis ini tahun 2018) bulan April sampai Mei, aku sibuk banget. Pergi
pagi pulang malam. Kalau pulang biasanya langsung tidur... eh ketiduran karna capek banget.
Boro-boro perawatan wajah, cuci muka aja kadang gak sempat. Makan malam pun
jarang.
Akhir
bulan empat sampe awal bulan lima, aku ke luar daerah. Daerahnya agak pelosok. Karna pergi ke sana
dalam rangka kegiatan, maka aku lupakan dulu tetek bengek perawatan wajah dan
tubuh. Jadi, aku cuma bawa bedak bubuk, sikat gigi, odol, dan sabun. Pokoknya
kebutuhan umum.
Sampai
suatu hari di sana, temanku ada yang negur, “jerawatmu keluar semua.”
Dalam
hati aku bilang, aku tahu.
“Gara-gara
setres,” jawabku santaim padahal sebenarnya aku mikir banget. Aku memang setres sih, soalnya banyak banget yang harus aku
urus. Belum lagi urus kuliahku yang aku pikir, namaku hampir dicoret dari
daftar absensi. Alhamdulillah, ternyata enggak.
Kembali
ke masalah jerawat. Waktu aku balik ke kampung halaman pas libur semester,
ibundaku shock lihat wajahku yang... hmm... amburadul? Haha...
Di
situ aku cerita tentang cream yang ibunda kasi’. Beliau gak percaya,
soalnya ibunda juga pake cream itu dan mukanya baik-baik aja.
“Kayaknya
mukamu ini yang sensitif,” ujarnya.
“Saya
ganti cream saja lah, bu.”
Weekend, aku dan ibunda pergi ke pasar untuk beli cream Wardah
dan kosmetik lainnya. Soalnya, dulu aku pernah pake itu satu botol, dan
tidak ada efek anehnya. Jadi, aku mau coba lagi. Siapa tahu, Wardah memang
cocok untuk aku. Dulu salahnya gak diterusin sih.
Pas
di toko kosmetik, dan ibundaku bilang mau beli bedak wardah, mbak-mbak penjual
kosmetik langsung nanya, “siapa yang pake?” Pertanyaan umum kalau mau beli
sesuatu bareng orang tua.
“Ini.
Anakku. Mau pakek bedak padat.”
“Oh,
kalau seumuran dia, gak boleh pake bedak padat wardah, soalnya kadarnya tinggi.
Gak bagus untuk kulitnya.”
“Oh,
begitu ya, mbak.” Selanjutnya, ibunda nanya-nanya produk apa yang bagus untuk
jerawat. Lebih tepatnya jerawatku.
Mbak
penjual mengenalkan aku dengan Sari Ayu obat jerawat. (baca Review Sari Ayu
Acne Care di sini). Dia juga
memberitahuku penyebab munculnya jerawat.
Pertama,
karna masalah hormonal. Kalau mau haid, biasanya memang muncul jerawat. Dan itu
wajar.
Kedua,
karna sering kena debu
Ketiga,
karna jarang membersihkan wajah
Poin
kedua dan ketiga langsung disahut Ibundaku, “Anakku selalu kegiatan di luar. Ke
pelesok-pelosok. Banyak kegiatannya.”
Entah
ya, kok rasanya pas Ibunda bilang begitu kayak beliau nyuruh aku berhenti aja
berkegiatan.
“Wah,
kalau mau perawatan, jangan sering keluar rumah. Kalau bisa, siang sudah di
rumah sampe malam. Fokus sama perawatan.”
“Aduh,
susah ini, mbak. Anakku kuliah di kota. Kalau sudah di sana, sering keluar.”
“Oh,
kuliah di kota. Tapi sekarang libur, kan? Untuk sekarang, di rumah saja dulu.”
Semenjak
itu, aku mulai perawatan. Dan semenjak itu pula, aku dilarang berorganisasi.
Tapi aku masih berorganisasi sih. Hehe... Tapi aku batasi keluarku. Dan
pokoknya, aku sudah harus di kost kalau sore. Kalaupun ada kegiatan di luar daerah,
perawatan tetap aku jalankan. Terserah deh kalau ada yang ngomong aneh.
Tubuhku adalah milikku. Aku yang merasakan
jika terjadi sesuatu pada tubuhku, bukan orang lain.
No comments:
Post a Comment