03 Agustus 2012
Untuk pertama kalinya setelah
bertahun-tahun, aku melihat senyuman yang sama dengan penyelamatku waktu aku
hampir kecelakaan di umur 7
tahun. Aku tidak yakin kalau dia adalah orang yang
sama. Karena tidak mungkin gadis penyelamatku masih tetap seperti dulu. Jika
dia masih hidup, pastinya dia sudah jadi ibu-ibu sekarang.
Tapi senyuman itu tidak pernah aku lupakan. Senyuman itu
satu-satunya senyuman yang membuat detak jantungku serasa berhenti.
8 April 2013
Setelah satu tahun berlalu, aku bertemu
dengan gadis pemilik senyum manis itu. Dia datang ke perusahaan dimana aku
bekerja. Dia datang untuk melakukan wawancara calon karyawan perusahaan Q Sport
Wardrobe.
Aku berharap wawancaranya berjalan lancar
agar aku bisa satu perusahaan dengannya. Dan dengan begitu, akan lebih mudah
mendekatinya. Aku tidak peduli dia siapa, yang jelas aku sudah jatuh cinta
padanya.
4 Agustus 2015
Jung Soo Jung marah padaku. Aku tidak tahu
kenapa dia seperti itu. Masa’ iya dia marah karena aku selalu membantunya.
Berbicara tentang marah, aku juga marah pada
‘orang itu’ karena memecat Jung Soo Jung. Lihat saja, misiku sudah hampir
selesai. Dan setelah itu, aku tidak akan membuat ‘orang itu’ selamat.
“Kenapa kamu bertindak seperti itu?” tanya Soo Jung kesal
karena tidak suka tindakan brutal Kang Min Hyuk.
“Orang itu yang salah,” jawab Kang Min Hyuk.
“Min Hyuk oppa, jangan selalu membantuku. Ini akibatnya
karena kamu selalu membantuku. Kamu jadi tidak punya pekerjaan sekarang.”
“Soo Jung-a,” lirih Kang Min Hyuk. Dia melihat air mata Soo
Jung mengalir lagi. Refleks, dia menghapus air mata yang membasahi pipi Soo
Jung. Namun, Soo Jung langsung menepisnya.
“Berhenti membantuku! Dan jangan menemuiku! Aku tidak mau
bertemu denganmu lagi!” ucap Soo Jung dengan keras. Kemudian dia pergi
meninggalkan Kang Min Hyuk yang terpaku karena ucapannya.
Setelah kesadaranku kembali, aku hendak mengejarnya, namun
langkahku terhenti karena aku melihat sebuah kalung di depan kakiku. Mungkin
itu milik Soo Jung.
“Kamu mau kemana?” tanya seseorang dari belakang saat aku
hendak mengejar Jung Soo Jung untuk mengembalikan kalungnya sekaligus meminta
penjelasan atas ucapannya.
“Kamu mau kembalikan kalung itu? Itu bukan kalungnya,” ujar
pria itu yang sudah berdiri di sampingku.
“Kamu siapa?” tanyaku.
“Tempat ini tidak sepi. Aku tidak mau kamu malu karena
dianggap berbicara sendiri. Kamu bawa mobil?”
Aku mengangguk.
“Kita ke mobilmu,” pintanya.
Entah kenapa aku menurutu saja saat dia mau berbicara di
dalam mobilku.
“Tadi kamu tanya siapa aku? Aku Jung Shin. Tapi, aku ini…
hmmm… entah kamu percaya atau tidak, tapi aku bukan manusia,” ujar orang yang
ternyata bernama Jung Shin.
Seketika aku langsung tertawa. “Bukan manusia? Kalau begitu
kamu apa? Hantu? Malaikat?”
“Bukan keduanya. Aku juga tidak tahu pastinya
aku ini apa. Yang jelas aku bukan manusia. Aku juga tidak dapat dilihat oleh
sembarang orang. Kamu bisa melihatku, karena kamu pemilik kalung itu sekarang,”
ucapnya menunjuk kalung yang aku pegang.
“Apa?”
“Sekarang kamu pemilik kalung itu,” ulang Jung
Shin.
“Bukan. Maksudku, kamu makhluk gaib?”
tanyaku.
“Karena tidak sembarang orang bisa melihatku
itu artinya aku juga termasuk makhluk gaib ya? Ah, iya. Aku semacam itu lah.”
“Jangan bercanda. Lebih baik kamu keluar
dari mobilku!”
“Hei, aku tidak bercanda!”
“Keluar!” bentakku.
Lalu, dengan muka sebelnya, dia keluar tanpa
membuka pintu, alias menembus pintu mobil. Seketika, aku membelalakkan mata tak
percaya. Segera aku keluar dari mobil.
“Apa kamu sebenarnya?” tanyaku setengah
membentak.
Dia yang membelakangiku langsung berbalik.
“Kamu sendiri kan yang bilang kalau aku sejenis makhluk gaib?”
“Ja.. Jadi…” Aku kebingungan sendiri
sampa-sampai mengira ini hanya mimpi. Tapi, saat aku mencubit pipiku, rasanya
sakit. Itu artinya aku tidak bermimpi. Aku juga tidak dalam kondisi mabuk, itu
artinya yang aku lihat bukan halusinasi.
Aku pulang bersama Jung Shin. Aku sudah
mendengar penjelasan dari dia. Sementara aku mencoba tidur, Jung Shin duduk di
sofa membaca majalahku.
“Kalau begitu…” ucapku seraya bangun, dan
duduk di pinggir ranjang. “Aku mau kembali di saat aku berumur 7 tahun, saat
aku hampir kecelakaan.” Setelah berbikir panjang, akhirnya aku mengambil
keputusan. Aku ingin kembali ke sana karena aku ingin melihat penyelmatku. Aku
ingin melihat wajahnya dengan jelas.
“Di hari itu lagi?!” herannya.
“Lagi?” tanyaku, padahal aku baru
memintanya.
“Waktu itu, ada orang yang…. Ooopss..” Jung
Shin segera menutup mulutnya. Nampaknya dia tidak sengaja membicarakan sesuatu
yang tidak seharusnya dia katakan. Dan hal itu membuatku semakin penasaran. Aku
bertanya apa yang ingin dia katakan sebenarnya. Namun, dia tidak mau lagi
melanjutkan ucapannya. Aku memaksanya dengan terus bertanya supaya dia
melanjutkan ucapannya. Akhirnya dia melanjutkannya. Disitulah aku baru tahu
kalau Jung Soo Jung pernah menggunakan kalung ini juga. Dan itu artinya, orang
yang dulu menyelamatkanku adalah Jung Soo Jung.
No comments:
Post a Comment