Kamu penulis pemula? Atau sudah
profesional? Atau malah baru mau belajar menulis sebuah karya?
Pertanyaannya lagi, apakah menulis
adalah bakat?
Nah, semua pertanyaan itu akan kita
jawab di sini.
Mau itu penulis pemula ataupun
penulis profesional, hampir semua pernah mengalami kesulitan memulai untuk
menulis.
Biasanya, pertanyaan yang sering
muncul adalah “mau menulis apa ya?” Entah itu disebabkan karena terlalu banyak
ide, atau malah sama sekali tidak punya ide.
Kendala berikutnya adalah “kalimat apa
yang pertama harus ditulis?”
Gaya bahasanya harus bagaimana?
Formal? Santai? Atau gaya yang seperti apa?
Bahkan terkadang kita malah bingung
menulis kalimat awal.
Semua penulis pemula, pasti pernah
mengalami hal-hal seperti itu.
Nah, di sini Oryza ingin memberikan
tips-tips untuk calon penulis dan
penulis pemula.
Pertama, banyak-banyak membaca buku.
Penulis itu harus banyak membaca.
Bagaimana tulisanmu mau dibaca orang, kalau kamu tidak pernah membaca tulisan
orang lain? Sama halnya, bagaimana orang lain mau berbuat baik padamu, tapi
kamu tidak berbuat baik pada orang lain?
Dalam membaca, jangan hanya larut
pada cerita tersebut. Kita juga harus memperhatikan, bagaimana si penulis
menuliskan cerita tersebut. Seperti, gaya bahasa apa yang dia gunakan, sudut
pandang apa? Bagaimana dia menempatkan setiap tanda baca? Bagaimana dia menulis
kalimat asing? Bagaimana dia menyusun dialog?
Dan untuk menemukan jawaban dari
pertanyaan seperti itu dengan baik, kita harus membaca buku yang berkualitas,
yang melalui proses penyuntingan oleh editor yang paham PUEBI dan KBBI.
Kedua, berlatih dengan membuat
review dari cerita yang telah dibaca.
Jika kamu sama sekali tidak pernah
dan merasa tidak bisa menulis, poin ini sangat penting. Okey, kita anggap kamu
tidak pernah menulis, dan tidak memiliki ide sama sekali. Langkah yang harus
dilakukan agar dapat menulis sebuah karya, yaitu dengan menulis kembali cerita
yang telah dibaca dengan menggunakan bahasa sendiri. Ingat, ini untuk latihan.
Bukan menjiplak. Jadi, cukup simpan tulisan kalian untuk diri kalian sendiri.
Tapi lain cerita kalau kita
mereview. Mereview adalah menuliskan kelebihan dan kekurangan dari cerita yang
kita baca. Kita tidak menulis ulang cerita tersebut.
Ketiga, menentukan tema
Nah, langkah ketiga ini digunakan
saat kita sudah merasa mampu untuk menulis karya kita sendiri setelah melakukan
latihan melalui dua poin sebelumnya.
Dalam menentukan tema, carilah tema yang
ringan terlebih dahulu. Jangan dulu bebankan diri kita dengan mengambil
tema-tema yang berat. Kita bisa mengambil tema yang dekat dengan kita.
Suatu tema kadang lahir dari proses
penjelajahan. Entah itu saat kita menjelajah di media sosial atau pun di dunia
nyata. Tema dapat diperoleh saat kita melihat, mendengar, merasakan, dan
melakukan sesuatu.
Dari sekian banyak tema yang ada di
kepala kita, ambillah satu tema yang kalian sukai sebagai permulaan.
Jadi, mari kita urutkan satu-satu
hal-hal yang penting dalam mencari tema
untuk pemula.
1.
Tema
ringan
2.
Dekat
dengan kita
3.
Kita
menyukai tema tersebut
4.
Referensi
mudah didapat
Contohnya
kita ambil tema percintaan. Kita berniat untuk membuat tema percintaan dengan
konflik ringan. Kenapa kita ambil tema percintaan? Karena cinta dekat dengan manusia.
Kita pun suka, dan kalau misal lagi buntu soal ide, mencari referensinya mudah.
Bisa dengan memerhatikan orang-orang di sekitar, atau dengan bertanya pada
mereka.
Keempat, menulis pokok pikiran.
Pokok pikiran itu mencakup hal-hal
apa saja yang akan kita tuangkan dalam tulisan kita. Berapa pokok pikiran yang
akan kita tulis, tergantung dari diri kita masing-masing. Namun, usahakan
memenuhi struktur sederhana meliputi pokok pikiran pembuka, isi, dan penutup.
Misalnya, pembukanya: bagaimana si
tokoh utama pria dan wanita bertemu
kemudian menjadi akrab?
Lalu, bagian isinya berisi tentang
konflik. Dimulai dari konflik sederhana sampai puncak konflik.
Nah, di bagian penutup berisi
tentang bagaimana konflik tersebut terselesaikan.
Kelima: Mengembangkan setiap pokok
pikiran
Untuk mengembangkan pokok pikiran
sehingga menjadi sebuah cerita, yang harus kita perhatikan adalah “jangan
berpikir enak dibaca dulu”. Kembangkan saja setiap pokok pikiran yang telah
kita buat dengan kata per kata, lalu kalimat per kalimat, kemudian menjadi
paragraf per paragraf. Gunakan kosa kata yang ada di kepala kita. Apapun kosa
kata tersebut. Tulis saja. Tidak masalah jika kita abaikan dulu PUEBI dan KBBI.
Tulis saja cerita kita sampai tamat. Fokuskan menulis cerita sampai tamat.
Nah, di langkah keenam: di sinilah
kita baca ulang tulisan kita
Baca kembali berulang-ulang tulisan
kita. Tulisan yang baik itu adalah tulisan yang rapi, enak di baca, dan
feel-nya berasa, seta kalimatnya tidak bertele-tele dan mudah dipahami.
Sementara kita baca ulang tulisan
kita setelah menulis hingga tamat, di situlah kita mulai self editing.
Mengedit mandiri. Perhatikan kata dan kalimat yang tidak sesuai KBBI dan PUEBI.
Apabila kita menemukan kata yang tidak sesuai dengan KBBI, silakan perbaiki. Ada
kata atau kalimat yang terasa ambigu silakan diperbaiki. Ada pemborosan kata
sehingga kalimat tidak efektif, silakan dikurangi. Ada kata atau kalimat atau
paragraf yang dirasa posisinya kurang tepat, silakan dipindah posisinya.
Pokoknya, di langkah ke enam ini,
jadikan diri kita sendiri sebagai editor.
Ketujuh, mintalah pendapat orang
lain.
Manusia bukanlah makhluk yang
sempurna. Mungkin kita merasa tulisan kita sudah bagus, perfect, tapi belum
tentu tulisan kita sudah sempurna. Bisa jadi, kita khilaf saat mengeditnya.
Maka, langkah berikutnya adalah carilah orang yang bisa mengoreksi tulisan
kita. Jangan pernah malu, gengsi, apalagi marah saat orang lain mengoreksi
tulisan kita. Justru di situlah kita belajar.
Di zaman yang serba canggih seperti sekarang, dan banyak bermunculan bermacam-macam aplikasi, termasuk aplikasi menulis online, kita bisa menuangkan tulisan kita di sana dengan tetap open kritik dan saran. Bisa juga kita publish di media sosial masing-masing. Dan sekali lagi saya ingatkan, perlu kalian cantumkan kalimat “MOHON KRITIK DAN SARANNYA”.
Untuk kalian yang membutuhkan kritik dan saran bisa langsung DM saya di instagram @oryzaikastory
No comments:
Post a Comment