“Kau, Aku, dan Lainnya”
Episode kali ini berawal dari Bo Ram
yang melihat foto pacarnya bersama perempuan lain.
Ha Na dan Bo Ram yang awalnya ingin
memakan tteokbokki dengan suka cita menjadi duka cita karena Bo Ram. Ki Hyun
yang awalnya tak ingin ikut, jadi ikut. Dia yang paling marah karena pria
brengseng itu.
Bo Ram yang merasa diselingkuhi
hanya bisa termenung.
Sementara Ki Hyun marah-marah, Doha
membaca pesan masuknya. Dari Ha Min.
Ha Min kepada
Do Ha Na : Semoga kau tidak lupa kita akan belajar bersama mulai besok.
Dia teringat perkataan Ha Min di sekolah tadi. Ha Min mengajak Doha untuk belajar bersama, karena ujian sudah dekat (ingat ending episode 2?). *padahal aku pikir Ha Min mau nembak Doha. Haha...
Lamunan Doha langsung buyar saat Bo Ram mulai menangis. Dia pun merangkul Bo Ram untuk membuatnya lebih tenang. Hal itu malah membuatnya diomeli oleh Ki Hyun. Menurutnya, Bo Ram tidak pantas menangisi bajingan itu.
Bo Ram tetap tidak berhenti
menangis. Hal itu membuat Kimha serasa ingin menangis juga. Ki Hyun sampai
heran dengan rasa simpati wanita.
“Jangan berkata kasar,” nasihat Doha
yang menganggap Ki Hyun belum berubah.
“Toh, kau juga tidak menangis,”
sahut Ki Hyun.
Doha mengatakan kalau dia menangis
dalam hati.
Mendengar hal itu, Ki Hyun mendengus
heran.
“Bo Ram, kau tidak apa-apa?” tanya
Kimha setelah Bo Ram sedikit tenang.
“Tapi bagaimana kalian bisa jadi
teman?” tanya Ki Hyun penasaran. Pasalnya, ketiga orang ini memiliki sifat yang
sangat berbeda.
Pertemanan mereka bertiga berawal
dari saat Bo Ram memanggil Ha Na di kelas. Kedua pemilik nama tersebut sama-sama menengok. Tapi Ha Na yang dimaksud Bo Ram adalah Kim Ha Na. Bo Ram sudah
berteman dengan Kimha sebelum SMA, jadi dia merasa senang sekali karena mereka
sekelas. Lalu, karena Doha juga menengok, Bo Ram menyapa Doha dengan mengatakan
kalau dia memiliki nama yang sama dengan Kimha. Akhirnya, Ha Na saling menyapa.
Bo Ram yang ramah langsung mengajak Doha untuk
ke toko swalayan bersama. Doha tidak ingin. Tapi, di jam istirahat mereka
bersama-sama.
Bo Ram curhat soal cowok, tapi hanya
Kimha yang menanggapi. Sedangkan Doha hanya mendengarkan. Bahkan, saat Bo Ram
menunjukkan foto pacarnya, Doha tak mengatakan apapun. Nah, inilah mengapa Bo Ram menangis saat Ki Hyun bertanya bagaimana mereka bisa berteman. Pembicaraan pertama mereka tentang pacar Bo Ram yang sekarang sudah menjadi mantan.
Keesokan harinya setelah Bo Ram diselingkuhi, dia menangis lagi di kelas. Ki Hyun menyuruhnya untuk berhenti, tapi diabaikan oleh Bo Ram.
“Apa yang mereka lakukan?” heran Ki
Hyun melihat Ha Na yang sibuk mengutak-atik HP, bukannya menghibur temannya
yang bersedih. Dia protes karena disalahkan tidak punya simpati, tapi lihatlah
sekarang. Siapa yang tidak punya simpati. Ki Hyun sampai berdecak kesal.
Ha Min menunjukkan HP-nya pada Ki
Hyun. Dia memperlihatkan postingan Tanpa Nama SMA Seoyeon. Do Ha Na yang
menulisnya.
Postingan Tanpa
Nama SMA Seoyeon : Kim Da Hyuk, siswa kelas 12 SMA Seoyon tahun lalu. Kau
selingkuh dan sekarang mencampakkannya?
Membaca postingan tersebut, Ki Hyun baru sadar, seharusnya dia
yang melakukan itu dari tadi.
“Ya ampun, lihatlah!” Ha Min
menunjukkan akun facebook Bo Ram, isinya status galau semua.
Lalu, Kimha mengajak mereka semua pergi ke
Shinchon untuk jalan-jalan setelah mengonfirmasi pada Ha Min kalau mereka tidak
ada jadwal di kelompok belajar hari ini.
Semuanya
sepakat, kecuali Shi Woo. Namun, saat Doha mengajak, dia langsung mengangguk
setuju.
Setelah itu, Bo Ram bermain bersama Shi Woo dan Kimha. Doha mengabadikan setiap moment gembira ini menggunakan kamera HP-nya. Dia sebagai fotografer.
Di pinggi jalan, mereka berfoto bersamaSaat
pose mereka biasa saja, Doha menyuruh mereka untuk berpose lucu. Yang berpose
lucu malah hanya Bo Ram. Mereka mengambil gambar sangat banyak sampai Bo Ram
lelah. Dia meminta berhenti, tapi Kimha menyuruh lagi. Bagus jika mereka
memiliki banyak foto. Yang lain pun sepakat. Kalau perlu, mereka berfoto 1.000
kali.
Mereka juga foto bersama saat makan
di warung makan. Di situ, tidak ada foto mereka dengan ekspresi cakep. Semua
ekspresi mereka dibikin jelek sejelek mungkin. Bahkan Doha yang dianggap mereka
cool bisa berekspresi jelek juga. Shi Woo saja sampai tertawa, lebih
tepatnya tersenyum. Dan hal itu membuat yang lainnya terkejut. Ini pertama
kalinya Shi Woo tersenyum. Ditegur seperti itu, Shi Woo langsung berwajah datar
lagi.
Candaan mereka berhenti saat pesanan
mereka yang lain telah datang.
Tujuan dari kegiatan mereka di
Shinchon dengan banyak berfoto adalah agar Bo Ram mengunggahnya di sosmed.
“Agar bajingan itu melihatnya, kalau
kau bisa bahagia tanpa dia,” terang Ha Min karena Bo Ram tak paham.
Kimha sepakat. Dia menasihati Bo Ram
agar tidak memposting hal-hal yang menyedihkan, karena itu dapat melukai harga
dirinya.
“Ooh...”
Bo Ram baru paham.
Sebagai penutup, mereka pergi ke mini
market untuk membeli es krim. Sementara Bo Ram memilih es krim yang dia
inginkan, Ki Hyun mengatakan kalau itu akan membuat perut sakit, karena mereka
habis memakan makanan pedas.
Mendengar hal tersebut, Bo Ram
serasa ingin melayangkan tinjunya pada Ki Hyun, karena ucapan Ki Hyun seolah mendo'akannya.
“Di mana Ha Min?” tanya Doha karena
Ha Min tak bersama mereka. *Shi Woo juga tidak ada, tapi kenapa cuma Ha Min yang dia tanyakan?
“Dia pergi ke toilet bersama Shi
Woo,” jawab Ki Hyun.
“Jangan membukanya terlalu lama!”
seru seseorang.
“Baik, maafkan kami,” jawab Kimha.
Lalu, Kimha menyuruh teman-temannya untuk cepat memilih.
Orang yang berseru tadi yang tak
lain dan tak bukan adalah penjaga toko, kembali berseru. Dia baru menyadari
kalau anak sekolahan tersebut adalah teman Shi Woo dan Min.
“Bagaimana kau bisa mengenal kami?”
heran Ki Hyun.
Bo Ram langsung terpeson dalam
sekali pandang. *hadeh, cepet banget move on-nya
Dia membayangkan kalau penjaga toko
itu memberikan hati kecil dan berkedip padanya. Dia sampai tersipu malu.
Ki Hyun yang melihat hal tersebut, merasa heran. Penjaga toko juga heran melihat tingkah Bo Ram.
Setelah memilih es krim, mereka
makan es krim di depan toko seraya menunggu Shi Woo dan Ha Min.
Bo Ram masih tersipu. Dia mengatakan
pada teman-temannya kalau penjaga toko itu sangat tampan.
“Kau gampang jatuh cinta?” tanya Ki
Hyun. Dia lalu menggeleng heran.
Bo Ram hanya mendengus tanpa
menjawab pertanyaan Ki Hyun. Lalu dia melanjutkan keterpesonaannya sampai dia
sulit membayar tadi, karena tanganya gemetar.
Ki Hyun mendengus heran mendengar
curhatan Bo Ram.
“Kakaknya siapa?” tanya Doha. Maksudnya, penjaga toko itu kakaknya siapa? Ha Min atau Shi Woo?
Ki Hyun menebak kalau itu adalah
kakaknya Min, “karena hanya dia yang mempunyai kakak laki-laki.”
“Oh,” sahut Doha paham.
Ki Hyun lalu protes pada Bo Ram,
bisa-bisanya dia jatuh cinta pada kakak temannya sendiri. Menurutnya itu tidak
tahu malu.
Bo Ram membuang muka, tak menjawab.
Mereka baru pulang saat malam tiba. Grup
perempuan pulang bersama. Bo Ram masih belum ingin pulang. Kimha memperhatikan
jam tangannya. Dia harus pulang sekarang, dia hanya punya waktu 10 menit lagi.
Sebelum pulang, Kimha menanyakan apakah Bo Ram sudah mengunggah fotonya. Bo Ram
menjawab, baru saja mengunggahnya.
Mereka memutuskan untuk pulang saja.
Di perjalanan pulang, tak lupa Bo Ram mengucapkan terimakasih. Dia sadar, tidak
harus bersedih. Dia punya hak untuk bahagia. Lalu, Bo Ram mulai bercerita
panjang lebar. Seperti biasanya, Kimha menanggapi ucapan Bo Ram dengan baik,
sedangkan Doha mendengarkan dengan baik.
“Aku terus
bicara.”
“Kau terus
mendengarkanku.”
“Kami sangat
berbeda.”
“Itu sebabnya
kami menjadi teman.”
Ini namanya perbedaan untuk saling
melengkapi.
“Aku Yeo Bo Ram. Aku akan menjadi
diriku sendiri,” ucap Bo Ram dengan lantang. Dia lalu menunjuk Ha Na satu
persatu agar menjadi diri sendiri juga.
Kalimat itu langsung mengingatkan
Doha pada ucapan dua siswi yang menggosip di tangga tentangnya.
“Baiklah,” ucap Doha seraya
tersenyum. “Jadilah diriku sendiri, Do Ha Na.”
Lalu, kesenangan mereka buyar karena
hampir melupakan ujian yang sudah dekat.
Epilog:
Ki Hyun dan Ha Min duduk di bangku
paling belakang. Mereka mengobrol, sampai akhirnya Shi Woo dengan wajah
datarnya masuk ke dalam kelas dan duduk di depan mereka.
Ki Hyun mengatakan belum pernah melihatnya, tapi Ha Min sudah pernah melihatnya.
“Hei,” Ha Min memanggil Shi Woo seraya kakinya mendorong sedikit kursi agar Shi Woo sadar panggilannya. Shi Woo menengok ke belakang.
Mereka bertiga saling tatap cukup
lama.
“Apa kau mau pergi ke toko
swalayan?” tanya Ki Hyun kemudian. Shi Woo langsung mengalihkan padangannya
dari Ha Min ke Ki Hyun. Namun, dia tidak langsung menjawab. Mungkin dalam hati
dia heran, kenapa ada orang yang tidak mengenalnya tiba-tiba mengajaknya ke
toko swalayan.
“Nam Shi Woo. Shi Woo. Shi ....” gumam Ha Min seperti mengingat-ingat. Shi Woo menganggung, membenarkan kalau itu adalah namanya.
“Ayo!” seru Ki Hyun lantas berdiri,
diikuti Ha Min dan Shi Woo.
“Kau memanggil
namaku.”
“Kau mengajakku
ke toko swalayan.”
~Bersambung~
No comments:
Post a Comment