Wednesday, September 5, 2018

Sinopsis A Teen episode 3


“Kau, Aku, dan Lainnya”


Episode kali ini berawal dari Bo Ram yang melihat foto pacarnya bersama perempuan lain.

Postingan Tanpa Nama SMA Seoyon : Kim Da Hyuk, lulusan SMA Seoyon! Mati kau penipu!




Ha Na dan Bo Ram yang awalnya ingin memakan tteokbokki dengan suka cita menjadi duka cita karena Bo Ram. Ki Hyun yang awalnya tak ingin ikut, jadi ikut. Dia yang paling marah karena pria brengseng itu.

Bo Ram yang merasa diselingkuhi hanya bisa termenung.

Sementara Ki Hyun marah-marah, Doha membaca pesan masuknya. Dari Ha Min.

Ha Min kepada Do Ha Na : Semoga kau tidak lupa kita akan belajar bersama mulai besok.

Dia teringat perkataan Ha Min di sekolah tadi. Ha Min mengajak Doha untuk belajar bersama, karena ujian sudah dekat (ingat ending episode 2?). *padahal aku pikir Ha Min mau nembak Doha. Haha...


Lamunan Doha langsung buyar saat Bo Ram mulai menangis. Dia pun merangkul Bo Ram untuk membuatnya lebih tenang. Hal itu malah membuatnya diomeli oleh Ki Hyun. Menurutnya, Bo Ram tidak pantas menangisi bajingan itu.


Bo Ram tetap tidak berhenti menangis. Hal itu membuat Kimha serasa ingin menangis juga. Ki Hyun sampai heran dengan rasa simpati wanita.

“Jangan berkata kasar,” nasihat Doha yang menganggap Ki Hyun belum berubah.

“Toh, kau juga tidak menangis,” sahut Ki Hyun.

Doha mengatakan kalau dia menangis dalam hati.

Mendengar hal itu, Ki Hyun mendengus heran.

“Bo Ram, kau tidak apa-apa?” tanya Kimha setelah Bo Ram sedikit tenang.

“Tapi bagaimana kalian bisa jadi teman?” tanya Ki Hyun penasaran. Pasalnya, ketiga orang ini memiliki sifat yang sangat berbeda.

“Kami? Bagaimana kami bisa menjadi teman? Hiks ....” Bo Ram malah menangis lagi.


Pertemanan mereka bertiga berawal dari saat Bo Ram memanggil Ha Na di kelas. Kedua pemilik nama tersebut sama-sama menengok. Tapi Ha Na yang dimaksud Bo Ram adalah Kim Ha Na. Bo Ram sudah berteman dengan Kimha sebelum SMA, jadi dia merasa senang sekali karena mereka sekelas. Lalu, karena Doha juga menengok, Bo Ram menyapa Doha dengan mengatakan kalau dia memiliki nama yang sama dengan Kimha. Akhirnya, Ha Na saling menyapa.

Kala itu, Bo Ram menyebut Doha sebagai Ha Na 2.


 Bo Ram yang ramah langsung mengajak Doha untuk ke toko swalayan bersama. Doha tidak ingin. Tapi, di jam istirahat mereka bersama-sama.

Bo Ram curhat soal cowok, tapi hanya Kimha yang menanggapi. Sedangkan Doha hanya mendengarkan. Bahkan, saat Bo Ram menunjukkan foto pacarnya, Doha tak mengatakan apapun. Nah, inilah mengapa Bo Ram menangis saat Ki Hyun bertanya bagaimana mereka bisa berteman. Pembicaraan pertama mereka tentang pacar Bo Ram yang sekarang sudah menjadi mantan.


Keesokan harinya setelah Bo Ram diselingkuhi, dia menangis lagi di kelas. Ki Hyun menyuruhnya untuk berhenti, tapi diabaikan oleh Bo Ram.



“Apa yang mereka lakukan?” heran Ki Hyun melihat Ha Na yang sibuk mengutak-atik HP, bukannya menghibur temannya yang bersedih. Dia protes karena disalahkan tidak punya simpati, tapi lihatlah sekarang. Siapa yang tidak punya simpati. Ki Hyun sampai berdecak kesal.

Doha mengambil alih HP, karena tidak srek dengan yang dilakukan Kimha. Jemarinya mengetikkan sesuatu. Lalu, mereka tersenyum bersama. Kimha menyuruh Doha untuk cepat mengunggahnya.



Ha Min menunjukkan HP-nya pada Ki Hyun. Dia memperlihatkan postingan Tanpa Nama SMA Seoyeon. Do Ha Na yang menulisnya.

Postingan Tanpa Nama SMA Seoyeon : Kim Da Hyuk, siswa kelas 12 SMA Seoyon tahun lalu. Kau selingkuh dan sekarang mencampakkannya?


Membaca postingan tersebut, Ki Hyun baru sadar, seharusnya dia yang melakukan itu dari tadi.


“Ya ampun, lihatlah!” Ha Min menunjukkan akun facebook Bo Ram, isinya status galau semua.

Lalu, Kimha mengajak mereka semua pergi ke Shinchon untuk jalan-jalan setelah mengonfirmasi pada Ha Min kalau mereka tidak ada jadwal di kelompok belajar hari ini.

Semuanya sepakat, kecuali Shi Woo. Namun, saat Doha mengajak, dia langsung mengangguk setuju.


Di sana, mereka melakukan hal menyenangkan. Bo Ram dan Ki Hyun yang gila game langsung melakukan duel dengan hasil Bo Ram sebagai pemenangnya.


Setelah itu, Bo Ram bermain bersama Shi Woo dan Kimha. Doha mengabadikan setiap moment gembira ini menggunakan kamera HP-nya. Dia sebagai fotografer




Di pinggi jalan, mereka berfoto bersamaSaat pose mereka biasa saja, Doha menyuruh mereka untuk berpose lucu. Yang berpose lucu malah hanya Bo Ram. Mereka mengambil gambar sangat banyak sampai Bo Ram lelah. Dia meminta berhenti, tapi Kimha menyuruh lagi. Bagus jika mereka memiliki banyak foto. Yang lain pun sepakat. Kalau perlu, mereka berfoto 1.000 kali.



Mereka juga foto bersama saat makan di warung makan. Di situ, tidak ada foto mereka dengan ekspresi cakep. Semua ekspresi mereka dibikin jelek sejelek mungkin. Bahkan Doha yang dianggap mereka cool bisa berekspresi jelek juga. Shi Woo saja sampai tertawa, lebih tepatnya tersenyum. Dan hal itu membuat yang lainnya terkejut. Ini pertama kalinya Shi Woo tersenyum. Ditegur seperti itu, Shi Woo langsung berwajah datar lagi.


Candaan mereka berhenti saat pesanan mereka yang lain telah datang.

Tujuan dari kegiatan mereka di Shinchon dengan banyak berfoto adalah agar Bo Ram mengunggahnya di sosmed.

“Agar bajingan itu melihatnya, kalau kau bisa bahagia tanpa dia,” terang Ha Min karena Bo Ram tak paham.

Kimha sepakat. Dia menasihati Bo Ram agar tidak memposting hal-hal yang menyedihkan, karena itu dapat melukai harga dirinya.

“Ooh...” Bo Ram baru paham.



Sebagai penutup, mereka pergi ke mini market untuk membeli es krim. Sementara Bo Ram memilih es krim yang dia inginkan, Ki Hyun mengatakan kalau itu akan membuat perut sakit, karena mereka habis memakan makanan pedas.

Mendengar hal tersebut, Bo Ram serasa ingin melayangkan tinjunya pada Ki Hyun, karena ucapan Ki Hyun seolah mendo'akannya.

“Di mana Ha Min?” tanya Doha karena Ha Min tak bersama mereka. *Shi Woo juga tidak ada, tapi kenapa cuma Ha Min yang dia tanyakan?

“Dia pergi ke toilet bersama Shi Woo,” jawab Ki Hyun.

“Jangan membukanya terlalu lama!” seru seseorang.

“Baik, maafkan kami,” jawab Kimha. Lalu, Kimha menyuruh teman-temannya untuk cepat memilih.
Orang yang berseru tadi yang tak lain dan tak bukan adalah penjaga toko, kembali berseru. Dia baru menyadari kalau anak sekolahan tersebut adalah teman Shi Woo dan Min.

“Bagaimana kau bisa mengenal kami?” heran Ki Hyun.

Dia menjawab kalau dia adalah kakaknya teman mereka. Semua langsung menengok ke arah penjaga toko itu.



Bo Ram langsung terpeson dalam sekali pandang. *hadeh,  cepet banget move on-nya

Dia membayangkan kalau penjaga toko itu memberikan hati kecil dan berkedip padanya. Dia sampai tersipu malu.

Ki Hyun yang melihat hal tersebut, merasa heran. Penjaga toko juga heran melihat tingkah Bo Ram.


Setelah memilih es krim, mereka makan es krim di depan toko seraya menunggu Shi Woo dan Ha Min.

Bo Ram masih tersipu. Dia mengatakan pada teman-temannya kalau penjaga toko itu sangat tampan.

“Kau gampang jatuh cinta?” tanya Ki Hyun. Dia lalu menggeleng heran.

Bo Ram hanya mendengus tanpa menjawab pertanyaan Ki Hyun. Lalu dia melanjutkan keterpesonaannya sampai dia sulit membayar tadi, karena tanganya gemetar.

Ki Hyun mendengus heran mendengar curhatan Bo Ram.

“Kakaknya siapa?” tanya Doha. Maksudnya, penjaga toko itu kakaknya siapa? Ha Min atau Shi Woo?

Ki Hyun menebak kalau itu adalah kakaknya Min, “karena hanya dia yang mempunyai kakak laki-laki.”

“Oh,” sahut Doha paham.

Ki Hyun lalu protes pada Bo Ram, bisa-bisanya dia jatuh cinta pada kakak temannya sendiri. Menurutnya itu tidak tahu malu.

Bo Ram membuang muka, tak menjawab.




Mereka baru pulang saat malam tiba. Grup perempuan pulang bersama. Bo Ram masih belum ingin pulang. Kimha memperhatikan jam tangannya. Dia harus pulang sekarang, dia hanya punya waktu 10 menit lagi. Sebelum pulang, Kimha menanyakan apakah Bo Ram sudah mengunggah fotonya. Bo Ram menjawab, baru saja mengunggahnya.

Mereka memutuskan untuk pulang saja. Di perjalanan pulang, tak lupa Bo Ram mengucapkan terimakasih. Dia sadar, tidak harus bersedih. Dia punya hak untuk bahagia. Lalu, Bo Ram mulai bercerita panjang lebar. Seperti biasanya, Kimha menanggapi ucapan Bo Ram dengan baik, sedangkan Doha  mendengarkan dengan baik.

“Aku terus bicara.”

“Kau terus mendengarkanku.”

“Kami sangat berbeda.”

“Itu sebabnya kami menjadi teman.”

Ini namanya perbedaan untuk saling melengkapi.

“Aku Yeo Bo Ram. Aku akan menjadi diriku sendiri,” ucap Bo Ram dengan lantang. Dia lalu menunjuk Ha Na satu persatu agar menjadi diri sendiri juga.

Kalimat itu langsung mengingatkan Doha pada ucapan dua siswi yang menggosip di tangga tentangnya.

“Baiklah,” ucap Doha seraya tersenyum. “Jadilah diriku sendiri, Do Ha Na.”

Lalu, kesenangan mereka buyar karena hampir melupakan ujian yang sudah dekat.


Epilog:




Ki Hyun dan Ha Min duduk di bangku paling belakang. Mereka mengobrol, sampai akhirnya Shi Woo dengan wajah datarnya masuk ke dalam kelas dan duduk di depan mereka.

Ki Hyun mengatakan belum pernah melihatnya, tapi Ha Min sudah pernah melihatnya.


“Hei,” Ha Min memanggil Shi Woo seraya kakinya mendorong sedikit kursi agar Shi Woo sadar panggilannya. Shi Woo menengok ke belakang.


Mereka bertiga saling tatap cukup lama.

“Apa kau mau pergi ke toko swalayan?” tanya Ki Hyun kemudian. Shi Woo langsung mengalihkan padangannya dari Ha Min ke Ki Hyun. Namun, dia tidak langsung menjawab. Mungkin dalam hati dia heran, kenapa ada orang yang tidak mengenalnya tiba-tiba mengajaknya ke toko swalayan.

“Nam Shi Woo. Shi Woo. Shi ....” gumam Ha Min seperti mengingat-ingat. Shi Woo menganggung, membenarkan kalau itu adalah namanya.


“Ayo!” seru Ki Hyun lantas berdiri, diikuti Ha Min dan Shi Woo.

“Kau memanggil namaku.”

“Kau mengajakku ke toko swalayan.”

Seperti itulah awal pertemanan tiga pemuda itu.


~Bersambung~

No comments:

Post a Comment