Episode 5 “Aku Sungguh Tidak Tahu”
Di episode ini, masih di lokasi yang sama.
“Oh! Ada sesuatu di rambutmu. Jangan bergerak.”
Kemudian Hyun Woo mengambil sesuatu di rambut Woo Ri. Setelah itu, dia menyuruh
Woo Ri masuk.
Setelah Woo Ri masuk, Hyun Woo pun pergi dengan
senyuman. Dia berpapasan dengan Won Yeong yang menatapnya aneh. Awalnya Hyun
Woo tidak menyadari kalau itu Won Yeong, orang yang membuat Woo Ri berseri
melihatnya saat manggung. Setelah Won Yeong jauh, dia baru merasa mengenalnya.
Namun, saat dia berbalik untuk memastikan, Won Yeong sudah tak ada, dia sudah
masuk ke kos-kosan.
Woo Ri meminum segelas air di dapur. Tangan satunya
memegan kertas peraturan antara dirinya dan Won Yeong. Dia menatap kesal ke
arah tangga, karena mendengar suara Won Yeong yang sedang naik tangga. Saat dia
melihat Won Yeong naik, Woo Ri meletakkan kertas itu sambil menatap sinis Won
Yeong. Dan Won Yeong menatap kesal Woo Ri.
Kemudian Won Yeong mengelus Kot Dong yang duduk
manis di kursi.
Usai minum, Woo Ri berjalan menuju kamarnya.
“Apa yang kau lakukan larut malam begini, No Woo
Ri?” tanya Won Yeong saat Woo Ri berjalan di dekatnya.
“Apa?” tanya Woo Ri balik.
“Mabuk di tengah malam. Kau membuat dirimu
terlihat gampangan,” ejek Won Yeong.
Woo Ri mengatakan Won Yeong lah yang tidur di
luar rumah kemarin malam.
“Dan kau berciuman di luar. Membuat tidak enak di
pandang,” tambah Won Yeong.
Kemudian dia berjalan masuk kemarnya. Namun, dia
langsung berhenti karena Woo Ri bertanya apa yang Won Yeong katakan.
“Lalu kalau aku berciuman, apa urusannya
denganmu? Lucu sekali. Tidak mengganggu kencan masing-masing! Bukankah itu
idemu?”
Won yeong diam sejenak. “Benar. Akulah yang
mengusulkan. Lakukanlah sesukamu,” kesalnya.
Kemudian dia masuk ke kamarnya, dan menutup pintu
dengan keras.
Woo Ri : Setelah kejadian itu,
kesalahpahaman kami diluar dugaan. Dan kejadian itu sudah sebulan yang lalu.
[1 bulan kemudian]
Woo Ri sedang makan ramen. Sementara itu, Won
Yeong membuka kulkas, lalu menutupnya lagi, dan menepuk-nepuk pintu kertas
peraturan yang tertempel di kulkas sambil menatap Woo Ri.
Maksudnya dia ingin menunjukkan peraturan tentang
jangan menyentuh makanannya. Tapi Woo Ri malah mencuekinya, dan melanjutkan
makannya.
Woo Ri dan Hyun Woo melihat bersama-sama
pengumuman seleksi terakhir Gaha Entertainment. Mereka langsung memeking kegirangan saat
melihat hasil pengumuman karena mereka sama-sama lolos.
Rupanya suara mereka mengganggu pengunjung
perpustakaan lain. Mereka pun langsung diam dan hanya tersenyum gembira.
Woo Ri keluar dari kamarnya dengan pakaian rapi.
Ini hari pertamanya bekerja. Beberapa saat kemudian, Won Yeong keluar dari
toilet yang letaknya di samping kamar Woo Ri. Won yeong juga berpakaian rapi.
Melihat Won Yeong keluar, segera Woo Ri pergi tanpa memedulikan Won Yeong.
Won Yeong menyeringai kesal.
Di luar, Won Yeong memperhatikan Woo Ri dengan
bingung saat Woo Ri berlari menuju tempat kerja. Mungkin dia tidak tahu kalau
Woo Ri sudah bekerja.
Saat Woo Ri tiba di tempat kerjanya, dia segera
berlari menghampiri lift yang hampir tertutup. Dia berteriak untuk menunggunya
dulu. Orang di dalam lift segera memenjet tombol agar pintu lift tidak
tertutup.
“Terimakasih,” ucap Woo Ri setelah masuk ke dalam
lift. Ternyata orang itu adalah Hyun Woo.
“Selamat pagi, nona No,” sapa Hyun Woo.
“Apa itu? Nona No? Selamat atas hari pertama
Anda, bos,” balas Woo Ri.
“Bos apanya?”
Kemudian beberapa orang masuk ke dalam lift
membuat Woo Ri dan Hyun Woo terpisah.
Sementara itu, Band Aku Tidak Tahu sedang
melakukan tanda tangan kontrak dengan perusahaan Mars Music.
Setelah semua member melakukan cap jempol, CEO
perusahaan menanyakan apakah mereka mempunyai pacar.
“Tentu saja, aku punya banyak. Tapi tidak perlu
dikhawatirkan, benar kan?” ucap si drummer.
“Bagaimana dengan Ji-ssi?” tanya CEO.
“Ah, aku…”
“Tidak ada,” jawab Ni Na. “Iya, kan?”
“Tidak apa jika kalian punya. Tapi harus
berhati-hati dengan media, mengeri, kan?” ucap CEO. Setelah itu, CEO dan
beberapa orang-orangnya pergi. Lalu Ni Na mengajak Band Aku Tidak Tahu untuk
merayakannya. Tentu saja mereka setuju.
Kembali ke perusahaan Gaha Entertainment.
Hari pertama Woo Ri bekerja, dia sudah sangat
sibuk. Di saat-saat dia sibuk, Hyun Woo selalu membantu Woo Ri.
Namun, satu kali, malah tuan Nam yang membatunya,
yaitu saat Woo Ri kesusahan mengambil barang di rak atas. Namun, nyonya Geon
langsung datang dan memelototi tuan Nam. Lalu menariknya pergi.
Woo Ri pulang dengan diantar Hyun Woo. Dia
mengucapkan terimakasih pada Hyun Woo.
Hyun Woo mengatakan jangan terlalu dikhawatirkan.
Woo Ri sudah bekerja dengan biak.
“Jika ada sesuatu, kau harus memberitahuku,” ujar
Woo Ri agar dia bisa membalas semua pertolongan Hyun Woo.
“Sampai jumpa besok pagi,” ucap Woo Ri saat ia
tiba di depan kos Kot Dong.
Hyun Woo memanggil Woo Ri lagi, karena dia ingin
mengajak Woo Ri merayakan hari pertama mereka bekerja.
Di dalam kos Kot Dong, Band Aku Tidak Tahu, Ni
Na, dan beberapa penghuni kos lain sedang berpesta.
Kemudian Woo Ri dan Hyun Woo masuk. Si drummer
mengajak Woo Ri untuk bergabung.
Won Yeong terkejut melihat Woo Ri datang bersama
seorang pria, terlebih dia orang yang pernah dilihatnya mengantarkan Woo Ri
pulang malam itu. Si drummer sebenarnya juga terkejut saat melihat Woo Ri
datang dengan seorang pria, namun dia berusaha menyambut dengan hangat karena
ini adalah perayaan mereka.
“Pesta?” tanya Woo Ri.
“Iya. kami baru saja menandatangani kontrak
dengan Mars Music. Kau tahu Mars Music, kan?” ujar Won Yeong.
“Benarkah? Baguslah,” sahut Woo Ri.
“Tapi, siapa pria tinggi dan asing di sampingmu?”
tanya Won Yeong dengan tatapan tak suka.
“Dia tamuku. Jangan mengganggu,” jawab Woo Ri
ketus.
Kemudian Woo Ri mengajak Hyun Woo pergi keluar
saja. Namun, Hyun Woo malah melepaskan tangan Woo Ri yang menggandenganya untuk
mengajaknya pergi.
“Senang bertemu kalian,” sapa Hyun Woo. “Aku
bekerja dengan Woo Ri di Gaha Entertainment, namaku Hyun Woo.”
Ni Na mengatakan bahwa Gaha Entertainment bersebelahan
dengan gedungnya. “Senang bertemu denganmu. Aku Ni Na dari Mars Music. Aku
menangani band-nya Won Yeong. Kita mungkin akan sering bertemu.” ucap Ni Na
memperkenalkan diri balik.
Si drummer mengusulkan untuk merayakan
bersama-sama.
Saat mereka berpesta, diam-diam tuan Cha menaruh
sepiring makanan di atas meja dapur. Si drummer merasakan sesuatu yang berbeda.
Tapi, saat dia menengok ke arah dapur, tuan Cha sudah tidak ada.
Lalu dia mengajak Won Yeong untuk pergi ke dapur,
karena dia merasa curiga.
“Apa yang mencurigakan? Apa kau mabuk?” tanya Won
Yeong yang didorong ke dapur oleh si drummer.
Si drummer mengatakan dia tidak mabuk.
Lalu mereka melihat sepiring makanan di atas
meja. “Lihat ini! Ini adalah hidangan daging babi pedas tuan Cha,” tunjuk si
drummer.
“Kau benar. Sungguh licik.” Kemudian Won Yeong
berteriak menyuruh tuan Cha untuk keluar saja.
Di tangga, tuan Cha memperhatikan dengan
diam-diam. Dia akhirnya hendak turun untuk memenuhi perintah Won Yeong. Tapi,
tiba-tiba Hyun Woo datang ke dapur yang membuat tuan Cha tidak jadi kembali
bersembunyi.
“Jadi kau senior kami?” tanya si drummer basa-basi.
“ya. Kalian kelas 2012, kan?”
“Senior? Aku bahkan tidak pernah melihatnya,”
ucap Won Yeong mengejek.
“Kau tidak harus yang sopan pada kami,” ujar si
drummer. “Kami jelas terlihat lebih muda.” *apa? lebih muda? PD ih si drummer.
“Aku mencoba menahan tidak peduli seberapa muda
kalian,” ujar Hyun Woo.
“Kau pria yang gentlemen, tidak seperti pria yang
aku kenal,” sindir si drummer pada Won Yeong. Dan hal itu membuat Won Yeong
tersinggung. “Tapi, apa hubunganmu dengan Woo Ri? Maksudku, hubungan seperti diantar
pulang.”
Hyun Woo mengatakan bahwa mereka hanya teman.
“Anak baru?” tanya Won Yeong pada Hyun Woo
“Sudah lama.”
“Kaya?”
“Tidak juga.”
“Laki-laki?”
“Perempuan.” Kemudian Hyun Woo sadar kalau dia
salah menjawab. *Ini seperti permainan pertanyaan, ‘bendera Indonesia merah
dan? awan berwarna? Kertas berwarna? Sapi makan?’ Pertanyaan psikologis yang
jawaban dari awal hingga satu pertanyaan sebelum pertanyaan terakhir jawabannya
selalu putih. Dan jika kita tidak fokus, maka kita akan menjawab pertanyan
terakhir dengan ‘susu’. Padahal sapi makan rumput.
Won Yeong tersenyum penuh kemenangan.
“Kau seorang musisi? Aku dulu di band juga,” ucap
Hyun Woo mengalihkan.
“Oh, ya. Saat ini banyak yang bilang kalau mereka
pernah menjadi musisi. Sebagian dari mereka akhirnya melakukan hal lain untuk
hidup mereka, dan membual tentang itu dihari tua mereka,” ujar Won Yeong
mengejek. Kemudian mereka menjadi perang mulut. Bukan perang mulut dengan
kata-kata kasar, melainkan denga kalimat-kalimat halus, namun lebih menyakitkan
hati.
Si drummer yang masih di situ berusaha
menghentikan mereka, namun mereka masih terus berbicara. Akhirnya dia menyerah,
lalu memanggil Woo Ri.
Akhirnya Won Yeong dan Hyun Woo bermain games
bersama, games yang siapa kalah harus meneguk segelas minuman beralkohol.
Mereka sama-sama banyak minum, begitupun dengan
Woo Ri. Jadi, saat dia harus minum lagi, dia sudah tak sanggup.
Saat Woo Ri kalah lagi, entah kekalahan yang keberapa, Woo Ri mengatakan sudah tak sanggup lagi. Mendengar ucapan Woo Ri, Won Yeong menyuruh mengakhiri permainan saja karena
membosankan. Tapi, si drummer mengatakan kalau ini semakin menarik. Jadi,
kenapa harus berhenti.
“Aku akan minum untuknya,” kata Hyun Woo. Dia pun
meminum segelas alcohol yang seharusnya dimunum Woo Ri. Hal itu membuat Won
Yeong muak. Si drummer mengatakan kalau seperti itu menjadi tidak menarik.
Karena saat sudah puncaknyalah permainan menjadi menarik.
“Lalu apa kau punya sesuatu yang menarik?” tanya
Ni Na pada si drummer.
Tentu saja dia punya. Kemudian semua merapat
untuk mendengarkan idenya. Idenya yaitu, yang kalah harus mengatakan suka pada
mantannya di SNS.
Won Yeong langsung menatap si drummer tajam. Dia
bahkan mencubit si drummer untuk tidak melakukan permainan itu.
Tapi pada akhirnya, permainan dilakukan. Mereka
melakukan permainan berhitung. Dan ternyata Won Yeong kalah. Jika dia tidak mau
minum, maka dia harus mengatakan suka pada mantan pacarnya di SNS, dan itu
artinya pada Woo Ri.
Si drummer hendak mengirim kata suka itu karena
Won Yeong terlalu lama berpikir. Namun, dia segera merebut ponselnya. Dia
menatap Woo Ri sebelum memutuskan apakah dia benar akan mengirimkan kalimat
suka padanya atau malah memilih minum saja.
No comments:
Post a Comment