“Bisakah aku menjadi orang yang paling kau suka?” tanya D.O pada Yeon Hee.
Seketika Yeon
Hee terpaku.
Beberapa saat mereka terdiam sebelum akhirnya Chanyeol datang. Melihat
Chanyeol datang, Yeon Hee menurunkan tangannya.
“Lihat aku,” kata D.O pada Yeon Hee. Yeon Hee melihat D.O dengan
terkejut. “Aku bilang lihat aku. Saat aku melihatmu, aku merasa damai.”
Yeon Hee diam.
“Ucapkan bagianmu,” kata D.O. Ternyata D.O berpura-pura sedang latihan
acting untuk mengalihkan pembicaraan agar Chanyeol tidak mengetahui apa yang
telah mereka bicarakan sebelumnya.
“Jangan mendekat! Satu langkah lagi… Apa kelanjutannya?”
“Berlatih?” tanya Chanyeol memastikan.
“Ya,” jawab D.O cepat. Kemudian dia mengatakan pada Yeon Hee bahwa latihannya
sudah selesai. Dan dia meminta Yeon Hee untuk membantunya lagi nanti.
“Baik. Kita sudah selesai hari ini,” sahut Yeon Hee.
“Bukankah kau sepanjang malam syuting?” tanya Chanyeol memastikan. D.O
mengiyakan.
Yeon Hee menanyakan kaeadaan Chanyeol, apakah dia sudah merasa baikan.
“Jika kau datang untuk bekerja, bekerja sana,” jawab Chanyeol dingin.
Benar, Yeon Hee harus bekerja. Kemudian Yeon Hee pergi.
“Aku tidak bisa masuk ke karakter kalau aku berlatih dengan pria. Dan
Yeon Hee kebetulan di sini,” kata D.O menjelaskan.
“Kau di sini sepanjang malam. Pergi tidur sana,” kata Chanyeol.
“Apa maksud D.O…” kata Yeon Hee duduk sambil memeluk boneka beruang
yang merupakan karakter LINE. Yeon Hee memikirkan saat tiba-tiba D.O
mengucapkan dialog dramanya. Dia juga memikirkan saat pertama kali berlatih
bersama D.O.
“D.O…” Yeon Hee, lalu berkata, “…teman acting permanen?” Yeon Hee malah
mengira dia adalah partner permanen D.O untuk berlatih.
Yeon Hee memeluk erat boneka beruangnya karena
sangat senang. “Acting? Aku bisa melakukannya,” seru Yeon Hee.
Chanyeol
memainkan gitarnya di kamarnya. Saat dia berhetin, dia mengenang masa kecilnya
saat bersama Yeon Hee.
Chanyeol kecil bertanya pada Yeon Hee kecil kenapa dia menangis. Yeon
Hee kecil menjawab Donghoon mengambil boneka beruangnya. Chanyeol menyuruhnya
untuk berhenti menangis. “Kau beracting seperti bayi. Apa yang kau inginkan?
Haruskah aku mengambilnya lagi?” Yeon Hee kecil mengangguk.
Lalu kau akan berhenti menangis?” tanya Chanyeol kecil. Yeon Hee kecil
mengangguk lagi. Kemudian Chanyeol kecil menyuruh Yeon Hee kecil menunggunya di
situ, sementara dia mengambil boneka beruang miliknya. Yeon Hee keci. melihat
Chanyeol kecil pergi menghampiri Donghoon yang berada tak jauh dari mereka.
Seketika wajah Yeon Hee memerah.
Hari berikutnya, saat Chanyeol kecil bermain gelantungan sendiri, Yeon Hee kecil menghampiri Chanyeol kecil. Dia
memberikan sebuah gambaran yang ia gambar sendiri. Gambar itu sebagai ucapan
rasa terimakasihnya karena telah menolongnya.
“Apa ini aku?” tanya Chanyeol kecil saat melihat gambar yang diberikan
Yeon Hee kecil. Yeon Hee kecil mengangguk. Saat Chanyeol kecil tersenyum, wajah
Yeon Hee kecil memerah.
“Kakek, apa Yeon Hee pura-pura tak mengenalku, atau dia bodoh?” tanya
Chanyeol pada sebuah foto yang didalamnya ada kakeknya dan dia. Chanyeol
mengangkat dagunya. “Bagaimana bisa dia tidak mengenalku?” Chanyeol mengingat
kembali saat dia bertanya pertama kali pada Yeon Hee, “apakah kau tidak
mengenalku?”, tapi Yeon Hee malah memberikan jawaban yang tidak sesuai
harapannya. Saat dulu Chanyeol menyebut nama lengkap Yeon Hee, Chanyeol
bertanya apa yang dirasakan Yeon Hee. Tapi lagi-lagi Yeon Hee memberikan
jawaban yang tak sesuai harapannya.
Chanyeol mendengus saat mengingat itu. Lalu dia mengambil foto
dihadapannya. “Aku lupa dimana foto ini diambil,” gumamnya.
Yeon Hee sedang membersihkan, dan tak jauh darinya ada D.O yang
sesekali meliriknya. Yeon Hee sadar itu. Tapi dia tak memikirkan macam-macam.
Yeon Hee malah berpikir bahwa D.O mungkin saja ingin berlatih hari ini.
Jika memang, dia siap. Dia bahkan. Beberapa kali mengucapkan dialognya dalam
hati, “jangan mendekat!”. Makanya, saat D.O mendekatinya untuk
membicarakan yang kemarin, dia langsung menyuruh D.O untuk jangan mendekat. Padahal
D.O bukan ingin berlatih.
D.O terkejut mendapat respon seperti itu, padahal dia belum berkata
apa-apa. Yeon Hee langsung menyadari bahwa dia salah.
“Gadis Incheon!” panggil salah Chanyeol dari kamarnya.
“Ya, aku datang!” sahut Yeon Hee. Dia langsung memberikan kemoceng yang
dia pegang pada D.O kemudian. Sepertinya Yeon Hee jadi salah tingkah. Sedangkan
D.O, hanya terpaku sambil memegang kemoceng.
“Lihat, masih ada debu di sini,” omel Chanyeol. Yeon Hee mengumpat
dalam hati. Chanyeol mengatakan bahwa dia sangat sensitive. Dia alergi debu
sejak umur 6 tahun. “kau mendengarku?” tanya Chanyeol memastikan Yeon Hee
mendengarnya dengan baik. Saat umur 6 tahun, Chanyeol mencoba untuk menyanyikan
lagu H.O.T.
“Ya, ya, aku mendengarmu, tuan Park,” kata Yeon Hee
dalam hati dengan agak kesal.
“Ngomogn-ngomong, apa kau membuang kertas yang ada di sini?” tanya
Chanyeol lagi. Yeon Hee mengatakan dia mengira itu adalah sampah.
“Sampah?!” bentak Chanyeol. “Aku selalu menaruh sampah di tempat
sampah. Aku sudah melakukannya sejak umur 6 tahun. Aku memakai baju putih dan
topi. Dan aku suka bermain. Tapi bahkan setelah itu, aku membuat kebiasaan
untuk melakukannya,” papar Chanyeol panjang lebah. Seketika Yeon Hee terkejut.
“Ingat aku sekarang?” tanya Chanyeol dalam hati sambil
tersenum. Rupanya dia memberikan kode pada Yeon Hee bahwa dia sebenarnya teman
kecilnya.
“Dia benar-benar baik waktu masih kecil,” puji Yeon Hee
dalam hati. Lalu dia mengatakan pada Chanyeol bahwa dia akan melakukan yang
lebih baik, kemudian dia menunduk untuk memberikan hormat pada Chanyeol.
“Apa itu semua yang ingin kau katakan?” tanya Chanyeol tak percaya.
“Um, aku mencoba untuk lebih professional dalam untuk bersih-bersih,”
kata Yeon Hee jujur. Lalu dia meminta izin untuk pergi karena cuciannya sudah
selesai. Saat Yeon Hee berjalan keluar, segera Chanyeol menghadangnya dengan
menggunakan tangannya.
“Apa kau benar-benar bodoh?” tanya Chanyeol pada
Yeon Hee.
Yeon
Hee berjalan mondar-mandir di kamarnya. Dia memikirkan perkataan Chanyeol yang
bertanya apa dia bodoh. Sebelumnya, Kai juga pernha menanyakan itu. Makanya,
Yeon Hee berpikir keras maksud dari pertanyaan itu.
“Kau lebih bodoh dari beton,” kata Ga Eun yang kebetualn ada di situ.
Dia memperhatikan Yeon Hee yang berjalan mondar-mandir. “Apa kau tidak tahu
kenapa dia mengatakan itu padamu, hah?” tanya Ga Eun.
“Kenapa dia mengatakan itu. Beritahu aku,” pinta Yeon Hee menghampiri
Ga Eun. “Aku akan mati penasaran,” rutuk Yeon Hee.
“Lihat. Kau terus berbicara tentang dirinya walau kau tak bertanya.
Lalu dia bilang kau benar-benar bodoh. Kenapa kau pikir begitu?”
“Kenapa?” tanya Yeon Hee yang benar-benar tak tahu.
“Oh Tuhan,” kesal Ga Eun karena Yeon Hee tak mengerti juga. “Kau harus
bergabung dengan fans club-nya! Para pendukung abadi bintang terkenal, yang
namanya EXO-L.”
“EXO-L?” Yeon Hee bertanya-tanya.
“Tidak bergabung dengan fans club mereka setelah kau melihat mereka
begitu dekat secara pribadi. Ini seperti tidak pergi piknik setelah membuat
sandwich. Kau telah menghina EXO!” terang Ga Eun.
“Lalu..”
“Bergabunglah sekarang. Ayo, ayo,” suruh Ga Eun.
Kemudian Yeon Hee mendaftar untuk bergabung menjadi
fans club EXO, yaitu EXO-L melalui internet.
Sehun
dan Kwang Soo sedang berada ditenda Kwang Soo. Kwang Soo kelihatannya sedang
berlatih. Sedangkan Sehun melihat-lihat buku koleksi Kwang Soo, dan dia
menemukan buku yang menarik. Sehun bertanya, apakah Kwang Soo telah membaca
buku tersebut. Kwang Soo menjawab, itu adalah dasar untuk seorang seniman bela
diri. Saat Sehun membuka beberapa lembar, dia menemukan sebuah foto terselip di
tengah buku. Di dalam foto, ada 3 orang
anak. Yang 2 seumuran (laki-laki dan perempuan), sedangkan yang satu lagi
laki-laki balita.
“Apa ini kau?” tanya Sehun. Kwang Soo mengangguk. Sehun memuji foto
Kwang Soo yang imut saat kecil. “Hei, ini pasti gadis Incheon. Tunggu, anak
yang di sebelah kiri, aku pernah melihatnya sebelumnya.” Lalu tiba-tiba Sehun
tertawa kecil. “Hei, bisakah aku meminjam ini?” Kwang Soo mengangguk.
Saat Sehun pulang, dia langsung menunjukkan foto itu kepada D.O.
“Aku menemukan hal menarik, lihat,” suruh Sehun sambil memberikan
selembar foto. D.O memperhatikan foto itu sebentar, lalu bertanya apa itu Yeon
Hee. Sehun tertawa, lalu memuji D.O yang mempunyai mata tajam.
“Dia imut saat masih kecil,” puji D.O sambil melihat secarik foto itu.
“Ya, terserah,” kata Sehun pelan. Lalu dia menyuruh
D.O untuk melihat anak di sebelah kiri. “Bukankah dia terlihat familiar?” tanya
Sehun.
“Apa ini… Chanyeol?”
“Chanyeol,” kata Sehun bersamaan dengan D.O saat menyebut nama
Chanyeol.
No comments:
Post a Comment