Malam-malam Chanyeol menggali tanah menggunakan skop di bawah pohon
kesayangan kakeknya, berharap kalung kakeknya ada di situ. Cukup lama dia
menggali. Kesal, dia merebahkan tubuhnya di atas rerumputan kering, kemudian
berkata, “sial, dimana kakek menyembunyikannya?”
Keesokan harinya, Chanyeol terserang demam yang menyebabkan dia tak
keluar kamar seharian.
Di dapur, saat D.O, Sehun, Baek Hyun, dan Kai sedang sarapan pagi.
Lalu, Yeon Hee datang sambil membawa celemeknya. Sepertinya dia ingin
melanjutkan pekerjaan bersih-bersihnya.
“Noona, kau di sini rupanya,” tegur Kai pada Yeon Hee sambil berdiri.
Dia lalu mengajak Yeon Hee untuk duduk bersama. Yeon Hee pun duduk diantara D.O
dan Kai.
“Noona? Mereka terlihat akrab,” kata D.O dalam
hati. Nampaknya dia cemburu.
Setelah Yeon Hee duduk, Baek Hyun memberitahu bahwa Chanyeol sedang
sakit.
“Apa dia terkena pilek? Apa sakitnya parah?” tanya Yeon Hee khawatir. Baek
Hyun pikir Chanyeol terkena pilek. Chanyeol langsung istirahat setelah makan
bubur. Dia pasti akan baik-baik saja.
“Boleh aku bertanya padamu?” tanya Kai pada Yeon Hee. “Gadis Icheon,
aku dengar kau sangat menyukaiku.” Yeon Hee menjawab tidak terlalu.
“Ayolah, jangan bohong,” kata Sehun. “Aku tahu semuanya. Tidak apa-apa,
kau bisa memberitahu kami.”
Lalu Kai berbisik di telinga Yeon Hee, “Apa cuacanya bagus?” Yeon Hee
menggangguk dan mengatakan “cuacanya bagus (choa)”
Kai senyum-senyum pada Baek Hyun sambil menunjuk Yeon Hee. Lalu Baek
Hyun berkata dengan berbisik bahwa dia tidak memberitahunya, jadi dia bisa
menggoda orang-orang. Baek Hyun juga terlihat agak kesal. Tapi Kai malah
senyum-senyum saja.
Saat Sehun ingin mengambil buah menggunakan garpu, D.O menangkis garpu
Sehun dengan garpunya, lalu D.O menusuk sepotong buah. D.O menyuruh agar Sehun
beristirahat malam ini.
“Mungkin, lagian aku sudah selesai di sini,” kata Kai. Lali dia berdiri
dan berkata lagi bahwa ini bukan pertarungan yang mudah, jadi dia menyuruh D.O
untuk bersiap. Tak lupa Kai memberikan semangat untuk D.O sebelum tidur.
Terlihat Baek Hyun kesal dengan sikap Kai.
“Oh Tuhan, kau demam tinggi,” kata kakek Chanyeol pada Chanyeol kecil
sambil memegang dahi Chanyeol kecil. “Malaikatku, apa kau sakit?” Kakek
Chanyeol mengatakan bahwa Chanyeol terlalu banyak menggali.
Chanyeol lelah, jadi dia meminta kakeknya untuk memberitahukan dimana
kalung itu. Akhirnya, kakek memberihukannya. Kakek mengatakan bahwa dia akan
memberitahu petunjuk besar.
“Rudolph si rusa hidung,” kakek menyanyikan lagu anak-anak.
“Red,” balas Chanyeol kecil.
“Ya, itu!” seru kake Chanyeol. Tapi Chanyeol malah bingung. Kakek
mengatakan bahwa itulah petunjuknya.
“Mungkin aku terlalu sakit, wajahmu… itu terlihat sangat merah,” gumam
Chanyeol kecil.
Dengan wahah merah, Yeon Hee mengompres Chanyeol dengan handuk hangat.
Dia menjagai Chanyeol malam itu.
Baek
Hyun mengantar Kai keluar. Sekarang Kai akan kembali. Baek Hyun menyuruh Kai
untuk menemui Chanyeol. Tapi Kai mengatakan Chanyeol terlalu sakit. Toh, 10
hari lagi mereka akan bertemu lagi. “Tapi, biarkan aku menempatkan gadis
Incheon dengan dua orang.” Lalu Kai menyuruh Baek Hyun masuk ke dalam, karena
jangan sampai dia juga terkena flu.
Tadi sebelum Kai pergi, dia sempat berbincang cukup lama dengan Yeon
Hee.
Saat Yeon Hee mengelap piring, Kai datang dengan
mencolek bahu kiri Yeon Hee sehingga Yeon Hee berbalik ke kiri, tapi ternyata
Kai berada di sebelah kanannya. Lalu mereka tertawa.
“Tidakkah kau rasakan apa yang terjadi di rumah ini?” tanya Kai.
“Di sini? Biasanya ada banyak hal yang terjadi di sini,” jawab Yeon Hee
polos.
“Bisakah aku memberitahumu sesuatu?”
“Apa?” tanya Yeon Hee penasaran. Tapi Kai lalu malah menyuruh Yeon Hee
untuk melupakannya, karena itu lebih menyenangkan kalau Yeon Hee tidak tahu.
Keesokan paginya, Yeon Hee mengecek suhu badan Chanyeol. Tak berapa
lama, D.O datang. Yeon Hee segera menghampirinya sambil meletakkan jari
telunjuk di mulutnya, manandakan D.O agar tak ribut. D.O menanyakan kenapa. Lalu
Yeon Hee memberitahu bahwa demam Chanyeol masih tinggi, dia harus tidur. Lalu
Yeon Hee pergi untuk mengambil handuk lain.
“Aku satu-satunya yang tidak dekat dengannya,” kata D.O dalam
hati.
Sehun sedang jalan-jalan. Lagi-lagi, dia berpapasan dengan Kwang Soo.
“Hai, Brother,” sapa Sehun. Lalu dia menghampiri
Kwang Soo dan memeluknya. Dia mengatakan bahwa dia merindukannya.
“Kau pergi kemana?” tanya Sehun kemudian.
“Aku punya tugas,” jawab Kwang Soo. Sehun menanyakan apa yang dibawa
Kwang Soo.
“Apel!” jawab Kwang Soo.
Dari arah samping, ada tiga orang perempuan yang sedang berjalan ke
arah Sehun dan Kwang Soo. Mereka adalah orang yang sama yang waktu itu pernah
bertanya pada Kwang Soo tempat tinggal EXO (ingat episode 6).
“Hei, ada dua orang di sana. Bukankah mereka member EXO?” tanya salah
satu diantara mereka.
“Salah satunya pasti bukan, dia punya ‘pantat jelek’,” kata
salah satu lagi.
“Hei, matanya seperti Sehun. Oh itu Sehun!!” seru mereka, lalu mereka
berteriak histeris. Segera Sehun mengajak Kwang Soo lari saat melihat mereka.
Tiga anak ABG itu lalu mengejar mereka. Saat di pembelokan, mereka bersembunyi
di balik mobil karena Sehun sudah tidak kuat berlari lagi. Tiga anak ABG itu kehilangan
mereka.
“Kenapa kita harus lari?” tanya Kwang Soo sambil ngos-ngosan. “Apakah
akan terjadi hal buruk jika kita tertangkap?”
“Tidak terlalu. Tapi mungkin aku harus pindah,” jawab Sehun tak kalah
ngos-ngosannya. Tapi Kwang Soo tidak mengerti.
“Tidak ada yang boleh tahu rumah kita di sini,” kata Sehun menerangkan.
Lalu Kwang Soo mengambil topi Sehun, dan melepas bulu-bulu jaket di
lehernya. Dia akan mencoba mengalihkan perhatian mereka. Dia menyuruh Sehun
untuk lari.
“Apa yang kau…?” belum selesai Sehun berbicara, Kwang Soo sudah berlari
keluar dari persembunyian. Seperti rencana Kwang Soo, tiga anak ABG itu mengira
Kwang Soo adalah Sehun. Oleh karena itu, mereka mengejarnya. Kwang Soo berlari
sekencangnya dengan wajah yang hampir menangis. Sehun juga ingin menangis melihat
Kwang Soo berkorban untuknya.
“Temanku!” teriak Sehun tak tega melihat Kwang Soo dikejar-kejar tiga
anak ABG itu.
Yeon Hee sedang merapikan piring. Saat dia berbalik, D.O berada tepat dihadapannya. Yeon Hee sangat
terkejut, sehingga menjatuhkan piring yang dipegangnya. Piring itu pun pecah.
“Oh tidak!” pekik Yeon Hee lalu mengambil pecahan-pecahan piring itu.
Tapi D.O melarangnya, karena dia yang akan membersihkannya. Yeon Hee menolak.
Alhasil, jari Yeon Hee berdarah terkena pinggiran pecahan piring itu.
“Aku bilang padamu, aku akan melakukannya,” omel D.O.
D.O memberikan plester luka di jari Yeon Hee.
“Angkat kedua tanganmu,” suruh D.O setelah membungkus luka Yeon Hee. “Cepat!”
“Seperti ini?” Yeon Hee mengangkat kedua tangannya. D.O mengatakan
bahwa itu adalah hukuman Yeon Hee karena tidak mendengarkannya.
“Apa?”
“Sebenarnya, ini akan membuat pendarahannya berhenti,” jawab D.O, lalu
tertawa. Yeon Hee pun ikut tertawa.
“Boleh aku berbicara dengan bebas?” tanya D.O. “Aku merasa aku paling
tidak ramah padamu.”
Yeon Hee mengatakan itu tidak benar. Nyatanya, Yeon Hee lebih nyaman
didekatnya.
“Benarkah?” tanya D.O untuk memastikan pernyataan Yeon Hee itu benar. “Tangan!”
seru D.O karena Yeon Hee telah menurunkan kedua tangnnya. Segera Yeon Hee
mangangkat kedua tangnnya kembali.
“Ya, benar,” kata Yeon Hee membenarkan pernyataannya tadi. Lalu D.O
menanyakan siapa yang paling Yeon Hee suka.
“Ya?”
“Bisakah aku menjadi orang yang paling kau sukai?” tanya D.O meminat
izin.
Tatapan Yeon Hee langsung berubah. Mungkin dia tidak percaya dengan
yang dikatakan D.O.
Epilog:
Di kamarnya sendiri, Yeon Hee sedang memakai masker wajah. Lalu Kwang
Soo masuk. Dia tak lagi memaki pakaian olahraga yang sering dia pakai. Kali ini dia memakai setelan jas
dengan rambut klimis ke belakang. Dengan gaya seperti bos mafia alay, dia
bertanya pada kakaknya siapa pria yang dia sukai. Yeon Hee tak menjawab. Dia
menyuruh Kwang Soo pergi.
“Jawab aku, gadis Incheon,” kata Kwang Soo dengan nada seperti bos
mafia alay sungguhan. “Aku bertanya padamu banyak kali.” Yeon Hee tetap tak
menjawab dan menyuruh Kwang Soo pergi.
Kwang Soo mengusap wajahnya dengan kedua tangannya, lalu berkata, “Kau
yang pergi. Pergilah ke Hawai.”
“Aku lebih suka pergi ke Shanghai!” teriak Yeon Hee kesal lalu melempar
gulungan tisu ke arah Kwang Soo. Kwang Soo langsung berbalik. Dia tersenyum
karena mengira Yeon Hee mangatakan “Na ga ra Kai”. Memang sih, Yeon Hee tidak
begitu jelas mengatakannya karena mengenakan masker.
Komentar:
Yang paling mengesankan menurutku itu saat ‘duo sahabat’ ini
bertemu.
Di bagaian epilog ini, mungkin kita diberitahu penyebab Kwang Soo
sampai mengatakan Yeon Hee menyukai Kai.
Ada yang mau aku kupas lagi nih. Pakaian 3 anak ABG itu, di episode 6 maupun di episoe ini sama. Mereka tidak berganti pakaian. Cuma dulu ada yang memakai syal, tapi sekarang tidak.
No comments:
Post a Comment