Tahun 2015
“Kamu betulan mau berangkat sekarang?” tanya
ibunya menghampiri.
“Iya, bu,” jawab Soo Jung.
“Kamu kan baru ke sana seminggu yang lalu,”
ujar ibunya yang masih ingin melihat putrinya itu.
“Tapi temanku membutuhkan bantuanku.”
“Soo Jung, ayah sudah siap. Ayo, kita pergi!
Mobilnya sudah selesai dipanaskan,” ajak ayahnya.
“Ibu, aku pergi ya.” Soo Jung memeluk ibunya
sebelum pergi.
“Sayang, aku pergi nganterin Ha Won dulu,”
ucap ayah Jung, kemudian dia memeluk istrinya itu dan mencium keningnya.
Setelah satu minggu, Soo Jung kembali ke
Jeju. Di bandara Jeju, dia sudah dijemput oleh seseorang.
“Jung Soo Jung!” teriak seseorang sambil
melambai pada Soo Jung yang juga balas melambai padanya.
“Min Hyuk oppa!” Soo Jung berlari
menghampiri Kang Min Hyuk.
~KEMBALI SAAT SUNG HA WON BERADA DI MASA
LALU UNTUK KEDUA KALINYA~
Soo Jung keluar dari restoran. Dia bimbang
harus mengambil keputusan apa. Namun, hati nuraninya mengatakan kalau dia harus
menyelematkan anak itu, Kang Min Hyuk kecil. Tanpa ragu lagi, Soo Jung berlari
menyelamatkan Min Hyuk kecil dari kecelakaan. Dia melakukannya untuk kedua
kalinya. Dipelukannya, Soo Jung mendorong Min Hyuk kecil keluar jalan.
“Lain kali lihat kanan kiri dulu, mengerti?”
ujar Soo Jung menasihati.
Kang Min Hyuk kecil mengangguk pelan.
Soo Jung tersenyum, kemudian dia pergi orang
tuanya. Namun, dia tiba-tiba berhenti. Dia berpikir.
“Kalau begitu, dimana kapsul waktu itu?”
“Maaf, Soo Jung. Ibu lupa. Ibu sudah menggali
disemua halaman, tapi ibu tidak menemukannya.”
“Rumah!” seru Soo Jung mengingat ucapan ibunya waktu itu.
Kemudian dia berlari kencang menuju rumah. Untungnya bangunan-bangunan di tahun
ini tidak terlalu berbeda dengan di tahun 2015. Semuanya masih sama, hanya di
tahun 2015 semakin bagus. Restoran dimana tempatnya datang saja namanya masih
sama. Bangunan-bangunan di jalan-jalan menuju rumah juga banyak yang merupakan
usaha turun temurun. Jadi, dia tak susah mencari jalan ke rumahnya.
Tibalah Soo Jung di rumahnya pada tahun
90-an. Dia segera berlari menuju halaman belakang. Dan benar saja, orang tuanya
ada di sana, tepat di depan pintu dapur.
Soo Jung memperhatikan diam-diam.
“Kita buka ini, saat Soo Jung mau menikah,”
ujar ayahnya.
“Boleh juga. Tapi kita juga bisa buka saat
hubungan kita renggang.”
“Karena isinya akan mempererat hubungan kita
lagi?”
“Iya.”
“Memang apa yang kamu kasih masuk?”
“Rahasia dong.”
Kemudian mereka mengubur kapsul waktu itu.
“Ibu!” Terdengar suara anak kecil yang
memanggil ibunya dari dalam rumah.
“Iya, sayang. Ibu di belakang,” sahut ibu Soo
Jung.
Pintu dapur pun terbuka. Nampak seorang
gadis kecil berwajah manis yang berumur sekitar dua tahunan berdiri di depan pintu.
Melihat anak kecil itu, Soo Jung terkejut. Anak itu adalah dirinya. Ibu Soo
Jung langsung menggendongnya.
“Anakku, sekarang kamu panggil dia ayah,”
suruh ibunya.
“Ayah..” lirih anak kecil itu.
“Soo Jung.. Sekarang namamu bukan cuma Soo
Jung, tapi Jung Soo Jung,” ujar ayah Jung.
“Jung Soo Jung,” ucap Soo Jung kecil.
“Apa maksudnya ini?” ucap Soo Jung
terkejut.
y y y
Saat Soo Jung kembali ke tahun 2015, dia
segera mengemas pakaiannya untuk kembali ke Seoul.
Setibanya di Seoul, tanpa basa-basi dia
pulang ke rumah. Dari depan sudah terdengar suara orang tuanya yang bertengkar.
Namun, dia tak langsung melerai. Dia menuju ke halaman belakang. Dia menggali
tanah di bawah pintu dapur menggunakan skop.
Begitu sebuah box terlihat, Soo Jung
langsung mengeluarkannya. Sebelum dia menujukkan kepada orang tuanya, dia
melihat isinya terlebih dahulu. Di dalam ada dua buah amplop. Amplop pertama
adalah milik ayahnya yang berisi surat pertamanya untuk ibu Soo Jung. Surat
kedua adalah surat ibunya yang berisi… “Surat hasil tes DNA?”
Soo Jung membaca hasil DNA itu dengan
seksama. Tertulis bahwa DNA Soo Jung sangat cocok dengan DNA Jung Tae Nam, ayah
Soo Jung.
Masih tidak mengerti maksudnya, Soo Jung
masuk ke dapur lalu memperlihatkan surat hasil tes DNA kepada ayahnya.
“Ini! Aku menemukannya di dalam kapsul waktu
milik kalian. Ibu memasukkan ini,” ucap Soo Jung menujukkan kertas itu
dihadapan ayahnya.
Ayahnya mengambil kertas itu dan membacanya.
Tiba-tiba matanya berkaca-kaca.
“A…apa ini benar?” tanya Jung Tae Nam lirih
pada istrinya. Dia seperti kehilangan tenaga.
Ibu Soo Jung mengangguk pelan sambil
menangis. “Iya.”
Jung Tae Nam langsung memeluk istrinya.
“Kenapa kamu tidak bilang dari dulu?”
“Maaf,”
“Ayah, ibu, sebenarnya apa yang terjadi?”
tanya Soo Jung yang tak mengerti apa-apa.
“Soo Jung, maaf karena ibu tidak pernah
cerita. Dulu, sebelum aku menikah dengan ayahmu, kami pernah bersama-sama.
Kemudian kami berpisah selama dua tahun karena ayahmu sekolah di luar negeri.
Ayahmu tidak tahu kalau saat dia pergi aku mengandung kamu. Aku tidak mau
memberitahukannya karena aku tidak mau mengganggu dia belajar. Sepulangnya dari
luar negeri, kami bertemu lagi dan memutuskan untuk bersama lagi. Aku ingin
memberitahu kebenarannya, tapi dia lebih dulu berpikir kalau kamu anak dari
orang lain. Ya, mungkin aku memang bodoh karena tidak memberitahukannya
langsung."
“Bodoh. Seharusnya kamu bilang dari dulu,”
ucap Sung Tae Nam.
“Maaf.”
“Tidak. Kamu tidak seharusnya minta maaf.
Aku yang harus minta maaf. Maaf karena aku terlalu egois. Pikiranku kacau
karena usaha kita mua bangkrut. Maaf.”
Mereka bertiga pun berpelukan.
----------------
Bersambung
Tetap pantengi blog ini karena cerita belum
berakhir.
No comments:
Post a Comment