03
Agustus 2012
Hari ini, perusahaan mengirimku untuk menangani seminar yang
akan diadakan di Universitar Hong. Sebagai panitia, aku datang lebih awal. Hari
itu, mahasiswa dan mahasiswi tidak diliburkan, jadi aku bertemu banyak pelajar
sebelum acara dimulai. Rupanya mereka sudah menanti-nantikan seminar ini.
Satu hal yang membuatku tak bisa melupakan hari ini adalah
saat aku melihat mahasiswi memakai almamater coklat dengan logo Universitas di
dadanya menghampiriku. Dia tersenyum padaku. Entah mengapa, hatiku berdetak
sangat kencang. Senyumnya mampu meluluhkan hatiku.
“Maaf, ID card Anda jatuh,” ujarnya menyodorkan tanda
pengenalku.
Otomatis aku meraba leher dan dadaku. Ya, tanda pengenal
yang aku kalungkan di leherku sudah tidak ada.
“Terimakasih,” ucapku mengambil tanda pengenalku.
Kemudian dia pergi. Aku melihat punggungnya yang hilang
dikerumunan. Ini pertama kalinya aku merasakan perasaan seperti ini lagi sejak
aku mulai bekerja. Selama ini aku terlalu sibuk bekerja sehingga tidak
memikirkan hal-hal seperti itu. Namun, hanya satu senyuman dari perempuan itu
mampu menghidupkan hatiku yang tertidur lama.
Tapi siapa namanya? Aku harap aku bisa bertemu dia lagi.
8 April 2013
Hari ini aku bertemu gadis itu lagi setelah satu tahun
berlalu. Yang membuatku terkejut adalah karena kami bertemu di perusahaan
dimana aku bekerja. Kebetulan hari ini ada seleksi wawancara untuk calon
karyawan.
Walaupun dia tidak melihatku, tetapi aku senang bisa
melihatnya lagi. Aku berharap wawancaranya berjalan lancar agar aku dan dia
dapat bekerja di perusahaan yang sama. Dengan begitu akan lebih mudah
mendekatinya.
10 April 2013
Seperti harapanku, dia diterima di
perusahaan ini.
Aku sangat senang karena sesuai permintaanku pada presdir,
kami satu ruangan. Meja kerjanya tak jauh dari pandangan mataku.
Aku menyapanya untuk memberikan selamat. Oh
iya, aku juga sudah tahu namanya. Namanya Jung Soo Jung. Nama yang unik. Aku
suka.
Sebelum aku memberitahunya kalau aku pernah melihatnya, dia
sudah mengatakan itu duluan.
“Sepertinya aku pernah melihat Min Hyuk
sunbae,” ujarnya.
“Kita pernah bertemu di...”
“Oh! ID card! Ya, benar. Kita pernah bertemu
saat seminar di Universitar Hong. Oh, maaf, sunbae aku tidak langsung
mengingatmu.”
“Tidak apa-apa.”
08 Desember 2014
Sudah berbulan-bulan ‘orang itu’ alias pak
Park selalu menyuruh Jung Soo Jung ini-itu sehingga Soo Jung jarang makan
siang. Aku tidak mau dia sakit, oleh karena itu aku memaksanya makan siang
walaupun aku tahu pekerjaannya belum selesai.
Dari awal aku dipindahkan ke bidang ini, aku sudah tidak
suka dengan ‘orang itu’. Dia egois, keras kepala, dan selalu menyiksa
bawahannya dengan memberinya pekerjaan-pekerjaan yang dedline-nya singkat. Tapi,
walaupun demikian, aku juga berterimakasih padanya. Karena dia aku jadi lebih
dekat dengan Soo Jung.
Jika ‘orang itu’ memberikan pekerjaan tambahan untuk Jung
Soo Jung, aku selalu membantunya.
Malam ini, aku meninggalkan kantor lebih awal dibanding Jung
Soo Jung. Aku mau menanyainya apakah dia butuh bantuanku, tapi aku sendiri
sibuk. Aku meninggalkan kantor bukan karena aku sudah pulang, tapi karena masih
ada pekerjaan yang harus aku urus di luar.
Oh iya, sekarang Jung Soo Jung tidak lagi memanggilku sunbae.
Yaa, itu karena aku menyuruhnya agar tidak memanggilku sunbae. Jujur, aku tidak
terlalu suka dia memanggilku sunbae, itu
membuat jarak antara aku dan dia.
Karena
aku tidak membolehkannya memanggilku sunbae, dia malah memanggilku oppa karena
tetap mau menghargaiku sebagai orang yang lebih tua darinya. Hihihi…. Panggilan
itu boleh juga. Aku malah senang.
Selanjutnya >> Journey to the Past part 3
No comments:
Post a Comment