“Dicky..
Dimana kamu?” gumam Wenda seraya mencari ke seluruh sekolah.
Jam
istirahat tinggal 10 menit lagi, dan Wenda belum juga menemukan Dicky.
Tiba-tiba dia teringat atap. Entah pikiran apa yang membuatnya punya firasat
bahwa Dicky ada di atap.
Saat
tiba di atap, betul saja Dicky ada di sana. Dia berada di depan pintu menuju ke
atap, sedang meringkuk. Terlihat sangat menyedihkan.
“Dicky!”
seru Wenda yang lansung berlari menghampiri Dicky begitu melihatnya dari bawah
tangga.
“Ada
apa, Dicky?” Wenda membangunkan tubuh Dicky dan menyandarkan kepalanya di
bahunya. Dia shock saat melihat bekas
luka bakar dipunggung tangan kanannya.
“Be...sok...hari...H...nya,”
ucap Dicky terbata-bata.
“Ayo
kita cari tempat gelap,” ajak Wenda seraya melepas seragam rompinya untuk
menutupi Dicky dari sinar matahari.
“Tunggu!”
teriak seseorang dari bawah tangga. “Kamu nggak boleh selalu bersama Dicky.
Guys!”
Kemudian
Mulda dan Rangga memisahkan Wenda dari Dicky. Mereka membawa Wenda dan
meninggalkan Dicky yang sudah tak punya tenaga lagi.
edededede
Mama
Wenda mondar-mandir di teras rumahnya. Dia mengkhawatirkan Wenda yang tak
kunjung pulang. Dia sudah menelepon Bisma dan teman-temannya, namun mereka tak
bersama Wenda.
“Wenda,
kamu kemana, nak? Kenapa belum pulang juga? HP-mu juga kenapa nggak aktif,
nak?” gumam mama Wenda sendirian.
Bisma,
Ara, Riri, dan Rafael membantu mencari Wenda sampai larut malam. Ara yang sudah
lelah akhirnya kembali ke apartemennya dengan resah.
“Dicky dan Ham juga nggak masuk setelah jam
istirahat. Apa mereka sama Wenda? Tapi ngapain?” gumam Wenda seraya menaiki
anak tangga menuju kamar apartemennya.
“Apa?!”
Tiba-tiba
terdengar suara dari belakang Ara.
Wenda
berbalik. “Reza?”
“Maaf,
aku nggak sengaja mendengar ucapanmu. Apa Wenda hilang?” tanya Reza memastikan.
“Kamu
tau Wenda?” Ara balik bertanya.
“Iya,”
jawab Reza singkat. Dia langsung bertanya tentang Wenda lagi. Tadi Reza sempat
bertemu dengan madam Rose. Madam Ros sempat memarahinya karena permintaannya
pada Wenda, nyawa seseorang bisa melayang.
“Jadi kamu mengorbankan nyawa orang lain
demi nyawamu sendiri?” Kalimat itu terngiang lagi ditelinga Reza. Madam Ros
tidak mengatakan nyawa siapa yang dimaksud. Tapi, jika memang itu karena
permintaannya pada Wenda, Reza harus mencari Wenda. Dia tidak mau orang lain
menderita karenanya.
edededede
--------------
*Bersambung*
Pemberitahuan : Maaf kepada semua pembaca Marmetu Manis di blog ini.. Sekarang, Marmetu Manis akan di post di wattpad . Kenapa demikian? Agar Marmetu dapat terlindungi oleh undang-undang. Jadi, tidak ada yang boleh merusak tanaman langka itu kalau tidak mau berakhir dipengadilan. Oke.. sepertinya semakin lebay..
Lagi pula, kalian bisa baca secara offline kalau di wattpad.. Oke, promo sedikit ya. Follow akun wattpad ku ya @oryzatika
yang aku post di wattpad memang belum sampai di bagian ini, tapi akan aku ending-kang disana..
Terimakasih atas segala perhatiannya..
blog ini tidak mati.
No comments:
Post a Comment