Monday, July 25, 2016

[Cerbung] Marmetu Manis part 20


            “Dicky.. Dimana kamu?” gumam Wenda seraya mencari ke seluruh sekolah.

           Jam istirahat tinggal 10 menit lagi, dan Wenda belum juga menemukan Dicky. Tiba-tiba dia teringat atap. Entah pikiran apa yang membuatnya punya firasat bahwa Dicky ada di atap.


            Saat tiba di atap, betul saja Dicky ada di sana. Dia berada di depan pintu menuju ke atap, sedang meringkuk. Terlihat sangat menyedihkan.

            “Dicky!” seru Wenda yang lansung berlari menghampiri Dicky begitu melihatnya dari bawah tangga.

            “Ada apa, Dicky?” Wenda membangunkan tubuh Dicky dan menyandarkan kepalanya di bahunya. Dia shock saat melihat bekas luka bakar dipunggung tangan kanannya.

            “Be...sok...hari...H...nya,” ucap Dicky terbata-bata.

            “Ayo kita cari tempat gelap,” ajak Wenda seraya melepas seragam rompinya untuk menutupi Dicky dari sinar matahari.

            “Tunggu!” teriak seseorang dari bawah tangga. “Kamu nggak boleh selalu bersama Dicky. Guys!”

            Kemudian Mulda dan Rangga memisahkan Wenda dari Dicky. Mereka membawa Wenda dan meninggalkan Dicky yang sudah tak punya tenaga lagi.

edededede

            Mama Wenda mondar-mandir di teras rumahnya. Dia mengkhawatirkan Wenda yang tak kunjung pulang. Dia sudah menelepon Bisma dan teman-temannya, namun mereka tak bersama Wenda.

            “Wenda, kamu kemana, nak? Kenapa belum pulang juga? HP-mu juga kenapa nggak aktif, nak?” gumam mama Wenda sendirian.

            Bisma, Ara, Riri, dan Rafael membantu mencari Wenda sampai larut malam. Ara yang sudah lelah akhirnya kembali ke apartemennya dengan resah.

            “Dicky  dan Ham juga nggak masuk setelah jam istirahat. Apa mereka sama Wenda? Tapi ngapain?” gumam Wenda seraya menaiki anak tangga menuju kamar apartemennya.

            “Apa?!”

            Tiba-tiba terdengar suara dari belakang Ara.

            Wenda berbalik. “Reza?”

            “Maaf, aku nggak sengaja mendengar ucapanmu. Apa Wenda hilang?” tanya Reza memastikan.

            “Kamu tau Wenda?” Ara balik bertanya.

            “Iya,” jawab Reza singkat. Dia langsung bertanya tentang Wenda lagi. Tadi Reza sempat bertemu dengan madam Rose. Madam Ros sempat memarahinya karena permintaannya pada Wenda, nyawa seseorang bisa melayang.

            “Jadi kamu mengorbankan nyawa orang lain demi nyawamu sendiri?” Kalimat itu terngiang lagi ditelinga Reza. Madam Ros tidak mengatakan nyawa siapa yang dimaksud. Tapi, jika memang itu karena permintaannya pada Wenda, Reza harus mencari Wenda. Dia tidak mau orang lain menderita karenanya.


edededede

--------------

*Bersambung*



Pemberitahuan : Maaf kepada semua pembaca Marmetu Manis di blog ini.. Sekarang, Marmetu Manis akan di post di wattpad . Kenapa demikian? Agar Marmetu dapat terlindungi oleh undang-undang. Jadi, tidak ada yang boleh merusak tanaman langka itu kalau tidak mau berakhir dipengadilan. Oke.. sepertinya semakin lebay..

Lagi pula, kalian bisa baca secara offline kalau di wattpad.. Oke, promo sedikit ya. Follow akun wattpad ku ya @oryzatika

yang aku post di wattpad memang belum sampai di bagian ini, tapi akan aku ending-kang disana..

Terimakasih atas segala perhatiannya..
blog ini tidak mati.

No comments:

Post a Comment