Mobil van berjalan di sekitar kompleks.
“Van ini terlalu menarik perhatian. Kita harus bergerak diam-diam,”
kata salah seorang di dalam mobil.
Saat mobil itu berhenti, turunlah empat orang pria dengan pakaian serba
hitam. Mereka juga memakai topi, dan menutup wajah mereka dengan masker hitam.
Dua diantaranya membawa sebuah tas besar. Tas yang lebih besar dibanding tas yang
dibawa dua pria lain.
Seorang
perempuan dengan wajah merah berdiri di depan mini market. Dia adalah Yeon hae.
Ia berbicara dalam hati bahwa dia pasti bisa. Sangat mudah membelinya.
Setelah mengambil pembalut, dia pergi ke kasir. Yeon hae menyuruh si
kasir untuk cepat, tapi alat pendeteksinya susah membaca pembalut itu.
Tiba-tiba ada suara ‘gedubrak’ dari belakang. Suara itu berasal dari
pria mabuk yang tak sengaja menabrak sesuatau hingga ia jatuh.
“Dia pasti gila,” kata Yeon Hae resah.
“Tolong cepat.” Lagi-lagi Yeon hae menyuruh si kasir
untuk cepat. Dan akhirnya pembalut itu terdeksi juga. Si kasur pun menyebutkan
harganya.
Yeon hae semakin resah karena pria mabuk itu sudah ada di dekatnya. Tapi
si kasir yang berwajah tanpa ekspresi itu bukan segera membungkusnya saja, tapi
malah bertanya dulu. “Apakah harus aku bungkus?”
Yeon Hae mengangguk cepat sambil memberikan uang. Bukannya mengerti
keadaan Yeon Hae, si kasir malah menawarkan untuk membeli dua karena sekarang
pembalutnya sedang diobral. Beli dua dapat satu.
Yeo Hae malah membentak dengan mengatakan bahwa ini hari terakhirnya.
Tiba-tiba dia berhenti bicara, menyadari
bahwa ia salah bicara. Dengan cepat dia mengambil pembalut itu dan
berlari. Dan si kasir cuma bengong.
Di jalan, Yeon Hae memegang kedua pipinya yang merah. “Wajahku
terbakar,” katanya. Dia berharap kasir tadi di pecat karena dia sangat lamban
dalam melayani.
Saat melewati pertigaan, dari arah lain ada empat orang pria yang
berjalan searah dengan Yeon Hae. Mereka berada tidak jauh di belakang Yeon Hae.
Mereka sedikit mencurigakan, sehingga Yeon Hae menjadi takut. Suasana malam yang
gelap, ditambah seekor kucing lewat di depan Yeon Hae sambil mengeok membuat
suasana tambah menyeramkan.
Yeon Hae bertanya-tanya. Siapa mereka, dan kenapa mereka mengikutinya.
“Ah, kita terjebak di sini untuk 3 bulan, kan?”
Salah satu dari empat pria itu membenarkan. “Ini akan terlewati besok.”
“Diamlah. Kau ingin semua orang mendengarnya?”
“Kita punya sesuatu untuk diurus."
Mendengar pembicaraan itu, Yeon Hae semakin takut. Apalagi saat mereka
mengatakan mengapa Matilda begitu berat.
Yeon hae menghentikan langkahnya. “Matilda?” Dia malah berpikir bahwa empat pria itu
adalah pembunuh. Tiba-tiba lampu jalan pecah. Yeon Hae langsung berlari, tapi
dia terjatuh karena terpeleset kulit pisang. Pembalut yang baru ia beli
terlempar dan jatuh tepat di depan kaki salah satu dari empat pria itu.
Yeon Hae terkapar. Ia berharap pria itu tidak datang, karena dia takut
nanti mereka akan membunuhnya.
“Ini bukan hari terakhirku haid, tapi ini hari
terakhirku di bumi. Apa yang harus aku lakukan? Hasurkah aku berpura-pura
mati?” gumamnya dalam hati sambil terus berharap mereka tidak mendekat.
“Apa kau baik-baik saja?” tanya seorang pria.
Saat Yeon Hae membuka mata, keempat pria itu telah ada di depan matanya.
Shock, dia pun berdiri dan langsung lari terbirit-birit sambil berteriak.
Keempat pria itu malah heran melihat Yeon Hae tiba-tiba lari.
Yeon Hae berlari hingga masuk ke kamarnya. Di kamar dia langsung baring.
Dibukanya sedikir resleting jaketnya, lalu dia mengipas-ngipasi diri dengan
tangannya. Tak lama kemudian adiknya masuk dengan menendang pintu kamar
kakaknya. Dia belagak seperti Jet Lee.
Yeon Hae terkejut dan langsung bangun. Dia juga
membentak adiknya.
“Apa kau tahu? Ada yang pindah ke sebelah,” kata Kwang Soo tanpa
meminta maaf terlebih dahulu karena telah mengejutkan kakaknya. “Ibu bilang itu
sekelompok pria tampan,” tambahnya sambil terus
bergaya seperti Jet Lee.
“Kau memikirkan apa?” tanya Kwang Soo saat melihat wajah kakaknya tiba-tiba memerah.
Yeon Hae marah dan menyuruhnya keluar. Dia mengambil tembak-tembakan
dari balik kasurnya, lalu menembakkannya kepada Kwang Soo. Kwang Soo menangkis
peluru yang keluar menggunakan tangannya, tapi akhirnya dia keluar karena Yeon Hae tidak berhenti menembak
"Ini tidak adil!" teriak Kwang Soo.
Yeoe Hae membayangkan dirinya berada disuatu tempat menggunakan gaun
merah panjang dengan lengan buntung. Ia dikelilingi oleh banyak laki-laki yang
memujanya.
“Bangun! Bangun! Bangun!” Ibu Yeon Hae memukul-mukulnya agar bangun. Yeon Hae menyuruh ibunya berhenti memukulnya.
“Lakukan apa yang diperintahkah! Kau ingin bertindak sesukamu? Kalau
begitu, bayar sewa!”
Yeon Hae membalas dengan mengatakan bahwa ibunya satu-satunya orang di planet ini yang menyuruh anaknya membayar sewa.
Saat ibunya keluar, Yeon Hae merebahkan tubuhnya lagi. Dia teringat kejadian
semalam. Segera dia mencari info tentang wanita Blonde yang dibunuh. Tapi tidak
ada hasil yang ditemukan.
Yeon Hae malah menemukan info tentang boyband EXO. Dalam
artikel mengatakan bahwa ‘Suho EXO terluka, Tur internasional dibatalkan.
Mengapa?’
Yeon Hae berdecak kemudian berkata, “Gaeun akan menangis sekarang.”
Di ruang makan, ibu Yeon Hae membahas tentang pria yang pindah ke
sebelah. Tiba-tiba wajah Yeon Hae memerah lagi.
“Apa yang kau pikrikan?!” tanya ibu dan adik Yeon Hae bersamaan.
“Tidak ada,” jawabnya.
Lalu, ibu Yeon Hae menyuruhnya untuk memberikan kunci kepada tetangga
baru jika mobil van datang. Tapi Yeon Hae menyuruh ibu sendiri saja yang
melakukannya.
“Aku harus pergi bekerja,” jawab ibunya. Yeon Hae memonyongkan bibirnya
ke arah adikknya, “kenapa bukan dia?” Kwang Soo harus belajar, kata ibunya. Ibu
mengelus Kwang Soo dan menyuruhnya makan. Kwang Soo menjulurkan lidahnya pada
sang kakak.
Yeon Hae tidak bisa menolak lagi karena ibunya
mengancam dia untuk membayar sewa jika tidak melakukannya. Ibunya juga menyuruh
Yeon Hae mengganti pakaian karena kesan pertama sangat penting.
Yeon Hae beberapa kali ganti pakain untuk mengikuti perkataan ibunya. Dia juga berlatih menyambut
tetangga baru. Mulai dari gaya ceria, cool, sampai imut.
“Selamat datang.” Yeon Hae latihan menyapa dengan ceria.
“Senang bertemu denganmu.” Yeon Hae latihan menyapa dengan formal yang menurutku cool.
“Jika membutuhkan sesuatu…” Yeon Hae latihan dengan gaya sopan nan akrab yang menurutku imut.
Saat
mobil van yang dikatakan ibunya datang, Yeon Hae merasa senang. Namun, saat dia
melihat tetangga baru itu, senyum yang pertama mengembang, menjadi kempis. Dua
pria yang jauh dari harapannya.
Yeon Hae merebahkan tubuhnya di kamar. Dia kemudian meratapi nasibnya.
Dia sudah berumur 23 tahun namun belum pernah pacaran. Sebenarnya dia punya
banyak kesempatan. Dia bukannya pilih-pilih, hanya saja dia akan berubah
menjadi batu merah jika berhadapan dengan orang yang dia sukai.
Dulu pernah dia ingin menyatakan perasaannya pada seseorang. Dia
menyuruh pria itu untuk datang, tapi pada saat pria itu datang, Yeon Hae tidak
bisa berkata apa-apa. Wajahnya merah dan tubuhnya kaku, makanya dia menyebutnya
batu merah. Alhasil, pria itu pergi karena mengira Yeon Hae tidak ingin
mengatakan apapun. Hadiah yang sudah dipersiapkannya juga tidak jadi dia
berikan.
“Bahkan jika aku jatuh cinta pada orang lucu
disebelah, aku juga akan menjadi batu merah.” Jadi tidak ada gunanya dia
berharap. Dia hanya harus hidup seperti ini.
Yeon Hae menonton EXO di tv sambil memakan cemilan dengan tempat yang
extra besar, seperti bantal. Yeon Hae kemudian memarahi adiknya yang ribut
karena latihan memukul. Tapi Kwang Soo terus saja memukul tiang pakaian.
Tiba-tiba Kwang Soo berhenti saat melihat tetangga sebelah keluar
rumah. Dia bertanya pada kakaknya bahwa dia bilang tetangga baru mereka jelek.
“Ya, jelek sekali,” jawabnya dengan tegas.
“Apa seperti itu wajah orang jelek sekarang?” heran Kwang Soo. Kemudian
dia melihat TV, dan bertanya pada kakaknya apakah orang itu juga jelek dan
bodoh. Yeon Hae malah menyuruh adiknya bercermin untuk melihat orang jelek dan
bodoh.
Kwang Soo yang merasa tidak terhina, kemudian berkata “Tapi mereka
seperti tetangga kita.”
Yeon Hae menyuruh Kwang Soo mendekat hanya dengan melambaikan tangan,
kemudian dia memukul kepala Kwang Soo. “Apa kau buta? Siapa yang kau bandingkan
dengan EXO!” omel Yeon Hae.
Lagi-lagi Kwang Soo bergaya seperti Jet Lee untuk melawan kakaknya.
Tapi kakaknya membentak. Kwang Soo pun diam dan pergi berlatih lagi.
Ibu datang dan menyuruhnya membawa kue beras ke tetangga sebelah. Yeon
Hae mengangguk, tapi kemudian dia sadar. “Apa?”
Ibu menyuruhnya agar pergi selagi kue beras itu masih panas. Tapi, Yeon
Hae malah merajuk dan mengatakan bahwa mereka tidak mungkin kelaparan kalau
tidak memakan kue beras ini.
Ibu Yeon Hae menelpon polisi, “Apa Anda mencari
pencuri?” Segera Yeon Hae pergi membawa kue beras.
Yeon Hae masuk ke rumah tetangga sebelahnya. Tapi di dalam sepi. Yeon
berjalan hingga ke dapur, tapi tetap tidak ada orang. Kemudian dia menaruh saja
kue beras itu di atas meja. Tapi, tiba-tiba dia tergodan dengan aroma kue beras
itu. Dia celinga-celingu sebentar, kemudian membuka kotak kue beras dan
memakannya. Bukan hanya satu yang dia makan, tapi banyak sampai-sampai dia
tersedak. Kemudian dia mengambil air minum di dalam kulkas. Yeon Hae menyadari
ada sesuatu yang aneh, ternyata ada empat pria dengan wajah yang sangat ia
kenali menghampirinya.
Saking terkejutnya, Yeon Hae sampai menyemburkan air ke wajah Chanyeol.
Komentar:
Kasir seperti itu tuh yang perlu dipertimbangkan untuk bekerja.
Seharusnya dia melayani pembeli dengan ramah.
Eh, dia malah mengeluarkan ekspresi datar, walaupun terlihat lucu sih. Dia juga lamban, tidak
mengerti kondisi Yeon Hae yang pasti malu kalau membeli kebutuhan khusus
perempuan tapi yang melayani laki-laki.
Diadegan
awal, aku sempat nebak-nebak Moon Ga Young berperan sebagai perempuan berumur
berapa? Kelihatannya dia tidak sekolah. Dan ternyata pertanyaan itu tertajawab.
Dia berperan sebagai perempuan yang berumur 5 tahun lebih tua dari umur
aslinya. Kurang cocok sih sebenaryna, soalnya Moon Ga Young itu bertubuh kecil dan
berwajah imut. Tapi, yaa.. bisa saja kan Yeon Hae ini perempuan awet muda.
Hehehe…
Wajah Yeon Hae akan langsung memerah kalau malu atau canggung. Ini mengingatkanku pada temanku. Ia juga seperti itu. Malu sedikit saja, wajahnya langsung merah kayak kepiting tebus. Makanya dia selalu nutupi mukanya kalau lagi malu.
Di bawah adalah ekspresi EXO dan Yeon Hae saat Yeon Hae menyemburkan
air ke wajah Chanyeol.
Baek Hyun
Sehun
D.O
Chanyeol
Yeon Hae
No comments:
Post a Comment