Malam menjelang, Yeon Hae menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.
Terlihat dia sedang ketakutan. Di jendela terlihat bayangan seseorang berdiri.
Yeon Hae merasa ada orang yang sedang mengintainya di luar, dia lalu bangun. Tapi, bayangan itu sudah
tidak ada.
Tiba-tiba ada seseorang berada di belakang Yeon Hae. Dia pun menolah
dan mendapati Chanyeol dengan ekspresi menuntut ada di belakangnya.
“Menyenangkan telah menyelinap dan melihat?” tanya Chanyeol dengan
suara menakutkan. Yeon Hae berteriak histeris.
Ibu dan adik Yeon Hae melihat Yeon Hae tidur
sambil menendang-nendang, menunju-ninju seolah-olah ada yang sedang
mengganggunya. Ekspresinya juga sangat ketakutan. Ternyata itu hanya mimpi.
“Apa kau pikir ada yang salah dengan dirinya?” Ibu Yeon Hae bertanya
pada Kwang Soo. Kwang Soo percaya bahwa semalam terjadi sesuatu yang intens.
EXO sedang sarapan. Di meja makan banyak sekali makanan yang enak-enak.
Sambil makan mereka membahas tentang gadis tetangga sebelah.
“Apakah gadis itu tidak akan memberitahukan kepada orang-orang?” tanya
Baek Hyun, “Apa tidak sebaiknya kita memberitahu menejer?”
Jika Yeo Hae sampai bercerita pada orang lain, maka dunia tidak akan
tenang.
Baek Hyun menyinggung tentang wajah Yeo Hae semalam. Wajahnya jadi
merah. Dia yakin kalau Yeo Hae sedang menikmati sesuatu.
Sunhu terkejut. “Mungkin dia mengawasi kita melakukan hal-hal lain
juga,” kata Sunhu sambil menutupi dadanya dengan kedua tangannya, mengira bahwa
Yeo Hae mengintipnya telanjang. Baek Hyun mengatakan kalau itu tidak mungkin.
*seharusnya Sunhu sadar apa yang dilakukannya untuk mengerjai Yeo Hae semalam.
“Dia tidak cukup berani untuk mengoceh. Tidak setelah apa yang dia
lakukan,” kata Chanyeol menengahi. Baek Hyun mengira Chanyeol mengenalnya. Tapi
Chanyeol mengatakan tidak. Dia lalu mengatakan bahwa menejer mengirim seseorang
untuk membersihkan rumah. Baek Hyun mengatakan itu bagus, dan dia menanyakan
umurnya.
“Tidak mungkin!” Yeon Hae merengek pada ibunya. Mereka ada di kantor
ibunya.
“Hati-hati apa yang kau sentuh dan telitilah,” tutur ibu Yeon Hae.
“Kenapa aku harus membersihkan rumah mereka dan mencuci pakaian mereka?
Kenapa? Kenapa?” tanya Yeon Hae. Ibu Yeon Hae mengatakan bahwa itu adalah
perintah. Tapi Yeon Hae mengatakan bahwa itu terlalu banyak. Lagi pula dia adalah
putrinya, tapi kenapa ibunya ingin dia menjadi pembantu.
“Itu bukan tanpa upah!” bentak ibunya. Yeon Hae akan dibayar. Tapi Yeon Hae tetap merajuk.
“Apa kau tahu barapa bayarannya? Dunia sta…” Ibu
Yeon Hae menghentikan ucapannya. Ini membuat Yeon Hae curiga, tapi kemudian ibu
Yeo Hae melanjutkan dengan berkata bahwa ini akan menjadi cara di atas standar
dunia
Yeon Hae diam. Tapi, kemudian dia mengingat kejadian semalam. Baek Hyun
melambai padanya, dan Chanyeol menatapnya. “Tidak peduli apa yang kau katakan,
aku tidak akan melakukannya,” kata Yeon Hae. Ibu Yeon Hae menyuruh Yeon Hae
melihat ke dinding yang ada di belakang Yeon Hae. Ada kertas yang tertempel di
dinding, dan kertas itu bertuliskan ‘sewa 70 meter persegi 530.000 KRW’.
“Apa kau tahu berapa banyak uang yang aku dapatkan jika menyewa
kamarmu? Aku tidak punya alasan untuk biarkan kau tinggal gratis,” ancam ibu
Yeon Hae.
“Nyonya Park, ah tidak. Ibu, apa yang harus aku
lakukan agar tidak masuk ke sana?” tanya Yeon Hae masih berusaha menolak. Ibu Yeon Hae mengatakan itu sederhana. Hanya perlu mendapatkan orang tua baru. Kemudian
ia tertawa terbahak. Sedangkan Yeon Hae langsung merundukkan kepalanya.
Ibu Yeon Hae memberikan kunci pada Yeon Hae. Dia menyuruh Yeon Hae untuk
tidak melakukan kesalahan, jangan menceritakan pada orang-orang, dan menyuruh
Yeon Hae untuk berpura-pura mereka tidak terlihat.
“Paling kanan lantai dua, kau tidak diperbolehkan di sana,” tambah ibu
Yeon Hae. Lalu Yeon Hae mengatakan tidak akan pernah melakukannya.
“Aku tidak bisa pergi ke rumah itu. Tidak!” Yeon Hae merengek.
Pada akhirnya Yeon Hae mau melakukannya juga.
Di kamar Yeon Hae, Ga eun memberikan semua alat bersih-bersih berlebel EXO.
“Apa semua ini?” tanya Yeon Hae. Ga eun mengatakan
tidak bisakah Yeon Hae milhatnya. Itu adalah barang EXO.
Ga eun menjelaskan apa itu ‘barang’(Gaeun mengatakan goods). Dalam dunia
fandom, mengacu pada produk dengan wajah idol di atasnya.
Yeon Hae memiliki kesempatan menggunakan barang EXO dari EXO. “Dapatkah
kau bayangkan? Melakukan EXO laundry, EXO menggunakan sarung tangan karet,”
papar Ga eun sambil mengenakan sarung tangan karet EXO. Dia juga mengatakan
bahwa ini adalah kesempatan yang suci, jadi kenapa Yeon Hae ragu?
“Bukankah aku memberitahumu tentang teropong itu?” kata Yeon Hae. Ga eun
diam sejenak, lalu mengatakan bahwa ini demi mereka. Jika Yeon Hae meminta maaf
dan bekerja keras, maka dia akan bersih dari hukuman. Kemudian Ga eun
mengibaskan kemoceng untuk menghilangkan debu dari tubuh Yeon Hae. Yeon Hae
menyuruhnya berhenti.
Sehun
keluar rumah. Dia berpakain serba hitam dan mengenakan kaca mata hitam. Sebelum
dia berjalan, dia melihat ke kanan dan ke kiri terlebih dahulu.
Tak sengaja Sehun berpapasan dengan Kwang Soo yang sedang membawa tiang
gantungan pakaian. Kwang Soo lalu menurunkan tiang gantungan itu.
Sehun menurunkan sedikit kaca matanya untuk melihat Kwang Soo dengan
jelas.
Kwang Soo lalu memukul-mukul tiang itu.
Sehun mendekati Kwang Soo.
“Permisi. Bolehkan aku bertanya?” tanya Sehun.
“Apa?!” bentak Kwang Soo. Kwang Soo tidak percaya ada seseorang yang
membutuhkan bantuannya.
“Dimana aku dapat menemukan kedai kopi?” tanya Sehun. Dia mencari kopi
seduh. Kwang Soo malah bingung.
“Seduh?” katanya dalam hati, lalu berpikir maksud dari kata itu. Derip
(seduh)? Driblets? Dripper? Drippy?
“Apa kau tidak tahu? Kau menggiling kacang, dan menetes, menetes, dan
menetes,” terang Sehun.
“Tidak! Aku tidak tahu!” bentak Kwang Soo. Lalu dia berbalik dan
melanjutkan latihan memukulnya.
Sehun pasrah.
“Tunggu. Kau senang asalkan itu kopi?”
Kemudian Kwang Soo mengajak Sehun ke tenda miliknya yang terletak di halaman rumah.
Kwang Soo mempersilahkan Sehun untuk masuk ke tenda. Sepertinya Kwang
Soo tidur di situ.
Di dalam tenda, Kwang Soo memasukkan kopi hitam ke dalam penggilingan
yang terbuat dari batu. Ia lalu menggilingnya.
Kwang Soo memeras hasil gilingan menggunakan kain putih hingga menetes
air perasan yang berwarna hitam kecoklatan. Kwang mengerahkan kekuatannya untuk
memeras kain itu. Dia sampai ngotot. Sedangkan Sehun hanya melihatnya dengan
heran.
Kwang Soo mempersilahkan Sehun untuk meminum kopi perasannya dengan
ekspresi serius dan penuh keyakinan. Suasananya jadi seperti masih di zaman kerajaan.
Pelan-pelan Sehun meminum kopi perasan itu. Setelah meminumnya, dia
terkejut dengan rasanya. Dia lalu tersenyum simpul.
Sehun lalu mengatakn, “teman, aku berharap kita bisa menjadi teman
baik.” Lalu dia memeluk Kwang Soo. Persahabatan pun tersimpul.
Yeon Hae siap membersihkan rumah EXO. Dia telah memakai semua barang
yang diberikan Ga eun.
“Wow, bintang dunia memilik rumah menakjubkan,” puji Yeon Hae.
Tiba-tiba wajahnya memerah.
“Tidak. Ini bukan waktunya untuk itu.” Yeon Hae menggelengkan
kepalanya. Kemudian dia mengingat perkataan Ga eun bahwa dia melakukan ini
karena rasa besalahnya pada EXO. “Aku akan bertanggun jawab untuk kebersihan EXO.”
Sebenarnya, menejer EXO menyuruh ibu Yeon Hae untuk memberi mereka
pembantu yang tua saja, pembantu yang tidak pernah menonton TV.
“Kami khawatir jika ada rumor yang beredar karena mereka adalah
selebriti,” kata menejer EXO.
Ibu Yeon Hae mengiyakan. “Bolehkah aku bertanya, siapa…” Belum selesai
ibu Yeon Hae bertanya, dia langsung berhenti karena tiba-tiba ekspresi menejer
dan asisten EXO langsung berubah. Ibu Yeon Hae sadar kalau seharusnya dia tidak
usah bertanya.
“Aku yakin Yeon Hae lebih baik daripada orang asing," kata ibu Yeon Hae setelah menyuruh putrinya membersihkan rumah EXO. Tapi ibu Yeon Hae
mengatakan itu dengan ekspresi kurang yakin.
Yeon Hae mulai membersihkan. Dia mengambili sampah-sampah bekas makanan
dan minuman ringan. Saat ada cangkir bekas minum EXO, Yeon Hae mengambil salah
satunya. Dia menyentuhkan bibir cangkir itu ke bibirnya, dan berkata “aku bisa
merasakan sentuhan EXO.”
Saat mengambil pakaian kotor, dia juga mencium baju Baek Hyun, dan
mengatakan bahwa itu aroma Baek Hyun yang lucu.
Saat Yeon Hae mengepel kamar D.O, dia melihat topi hitam D.O lalu
memakainya dan segera mengambil ponselnya. Dia mengatakan ini gaya EXO, lalu
berpose untuk mengambil foto. “D.O,” katanya sebelum menjepret.
Yeon Hae naik ke atas. Dia mendekati ruangan yang paling kanan. Dia
masih ingat perkataan ibunya untuk tidak membukanya. Oleh karena itu, saat dia
sudah memegang gagang pintu, dia tidak jadi membukanya.
“Tidak. Aku harus menjaga privasi mereka. Mereka mungkin memiliki
rahasia untuk dijaga juga,” ucapnya sambil tersenyum.
Yeon Hae menjemur pakaian EXO. Saat dia menjemur empat masker hitam,
dia menyadari sesuatu. “Tunggu. Empat orang itu adalah EXO? Lalu bagaimana
dengan gadis pirang. Matilda?” Yeon Hae jadi penasaran dengan ruang sebelah
kanan.
Yeon Hae masuk ke dalam sebuah kamar. Tidak begitu jelas itu ruangan
yang paling kanan atau bukan. Kemungkinan iya.
“Aku mencium profesionalisme,” puji Yeon Hae. Kemudian ia tak sengaja
melihat gitar bertuliskan ‘matilda’. Ternyata matilda itu bukan seorang gadis,
melainkan gitar.
Yeon Hae melihat kecoa berlari di ruangan itu.
“Beraninya kau menginjakkan kaki di rumah suci ini!” Yeon Hae mengabil
sebuah buku lalu memukul kecoa. Tapi dia tidak mengenainya. Kecoa itu lari. Yeo
Hae tidak membiarkan kecoa itu lari. “Jangan mengira aku gadis biasa. Aku tidak
takut!”
Yeon Hae terus mengejar kecoa itu sampai ke bawah-bawah meja. Walaupun
kepalanya terbentur meja, tapi dia tidak menyerah untuk membunuh kecoa itu. Dan
akhirnya, ‘plak’. Kecoa itu mati juga.
Tapi Karena kegigihannya mengejar kecoa, tanpa sadar dia sudah menjatuhkan barang-barang di ruangan itu. Tepat setelah Yeon Hae berhasil membunuh kecoa itu, Chanyeol masuk dan mendapati kamarnya berantakan. Dan dia melihat Yeon Hae
tengkurap di kasurnya.
“Apa yang kau lakukan di kamarku?” tanya Chanyeol.
Yeon Hae segera bangun.
“Apa yang harus kau katakana untuk dirimu?” tanya Chanyeol lagi.
“Itu…” Yeon Hae tak bisa berkata-kata. Chanyeol
menyuruhnya keluar. “Aku bilang keluar!” bentak Chanyeol saat Yeon Hae tak segera keluar.
Suara Chanyeol itu sampai terdengar oleh ketiga temannya yang baru
datang. Mereka sampai bertanya-tanya ada
keributan apa. Kemudian mereka melihat Yeon Hae turun dengan wajah yang hampri
menangis.
Yeon Hae berjongkok di depan rumah EXO. Dia menyembunyikan wajahnya.
Kemudian D.O datang dan menyelimuti Yeon Hae dengan jaket. D.O memberikan
celemek Yeon Hae yang bergambar wajahnya.
“Ini fotoku, meskipun tidak baik. Hahaha…” D.O tertawa garing.
“Kau di sini untuk membersihkan, kan? Kalian memiliki kesalahpahaman,”
kata D.O. Terlihat wajah Yeon Hae mulai memerah.
“Aku tidak bermaksud…” kata Yeon Hae.
D.O tersenyum dan menyentuh pipi Yeon Hae. Sehingga membuat wajahnya
semakin merah. D.O melepaskan tangannya saat melihat wajah Yeon Hae merah. Kemudian dia
meminta maaf.
Ternyata kejadian itu dilihat oleh Chanyeo yang kebetulan hendak
keluar.
Komentar:
Ibu Yeon Hae selalu saja mengancap Yeon Hae untuk membayar sewa jika
tidak menurutinya. Lucu :D
Melihat Sehun dengan Kwang Soo, sepertinya akan menjadi persahabatan
yang hebat. Dan sepertinya Kwang Soo anak pecinta alam. Hehe.. buktinya dia
punya tenda. Di dalamnya banyak buku-buku pula, seperti kamar sendiri.
Hayo, Chanyeol, entar keduluan D.O lho.
No comments:
Post a Comment