Episode 5 ini diawali dengan wartawan yang mendatangi seorang nenek yang tinggal di kardus. Dia sendirian dan tak punya rumah. Hanya kardus itu tempatnya berlindung.
“Nenek, sejak kapan kau tinggal di sini?” tanya wartawan.
“Sudah lama. Sejak saya difitnah,” jawab si nenek. Nenek ini adalah
Yeon Hae.
Nenek Yeon Hae membentak karena kamera semakin dekat.
“Bisakah kau memberitahu kami apa yang terjadi padamu?” tanya wartawan.
Bukannya menjawab, nenek Yeon Hae malah balik bertanya “apakah ada kecoak di
rumahmu?”
“Kecoak?” tanya wartawan heran. Lalu nenek Yeon Hae menjelaskan bahwa
ada tiga hal yang harus diwaspadai dalam hidup, yaitu teropong, kecoa, dan
selebriti dunia.
Si wartawan menanyakan selebriti dunia siapa yang nenek Yeon Hae maksudkan.
Tapi, nenek Yeon Hae menyuruh mereka pergi dan jangan merekam lagi.
‘Sayangnya itu adalah akhir dari wawancara kami dengan nenek tua
Yeon Hae. Sampai kapan musin dingin baginya berlangsung? Akankah musim
semi datang padanya?’ kata pembawa acara dengan miris.
Tiba-tiba terdengar suara ibu Yeon Hae yang membentak Yeon Hae kenapa
dia tidak makan. Yeon Hae pun tersadar. Terlihat kalau Yeon Hae (masih muda)
sedang sakit. Dia menutup seluruh tubuhnya dengan selimut dan ada termometer di
mulutnya.
“Panasmu sudah turun,” kata ibu Yeon Hae setelah melihat termometer Yeon
Hae.
“Orang bilang, anjing saja tidak pilek saat musim panas,” kata Kwang
Soo.
“Apa aku bodoh? Ini kan bulan Januari,” kata Yeon Hae membela diri.
Tentu saja dia tahu penanggalan musim. Bulan Januari sudah mulai masuk musim
salju, itu artinya sekarang musim dingin.
Kwang Soo memandang keatas, dia berpikir. Kemudian dia sadar bahwa
kakaknya benar.
“Kau gadis yang membiarkan jendela kamar terbuka sepanjang,” kata ibu
Yeon Hae.
Yeon mengatakan bahwa dia frustasi dan membutuhkan udara segar.
“Frustasi tentang apa? tetaplah makan meskipun tidak lapar karna kau
perlu minum obat,” suruh ibu Yeon Hae.
“Aku bilang makan!” bentak ibu Yeon Hae saat melihat Yeon Hae hanya
memakan sejumput nasi.
“Bahkan anjing pun harus merasakan kedamaian saat makan. Biarkan saja
dia, bu.” Kwang Soo membela kakaknya. *tumben
Lalu ibu Yeon Hae menyuruh Yeon Hae untuk ke kamarnya saja. Ibu Yeon
Hae akan membuatkannya bubur.
Tanpa mengatakan apapun, Yeon Hae menurut. Hal itu
membuat Kwang Soo yakin kalau Yeon Hae benar-benar sakit.
“Seperti cucunguk saja. Apa sulitnya membersihakn rumah?” kata ibu Yeon
Hae.
Mendengar kata ‘cucunguk’, Kwang Soo berpikir
mengira itu adalah jenis kotoran. Dia bahkan bertanya-tanya jenis kotoran apa
itu.
Di
rumah EXO, semuanya sedang berkumpul. Chanyeol terus saja melihat keluar
jendela, memandang kamar Yeon Hae. Sementara itu D.O berjalan mondar-mandir
sambil membaca buku. Tapi, sepertinya sesekali dia melihat ke kamar Yeon Hae.
Sedangkan Baek Hyun dan Sehun sudah duduk mengahap keluar.
“Kenapa gadis itu belum ke sini?” tanya Chanyeol sambil melihat ke
gadgetnya.
“Mungkinkah dia ketakutan?” pikir D.O.
“Hei, apa yang kau khawatirkan? Aku bisa membantumu. Katakan padaku,”
kata Baek Hyun. Tapi D.O mengatakan tidak apa-apa.
Sehun menggeleng-geleng, lalu berkata, “Kau ingin memercayainya?” Dia
juga bertanya pada pada semuanya kenapa terus memandang rumah Yeon Hae.
Chanyeol mengelak dengan mengatakan bahwa dia tidak memandanginya.
“Aku mengerti. Ini akibat dari ucapanmu,” kata Sehun pada Chanyeol.
Kemudian dia menirukan ucapan Chanyeol kemarin, “Keluar! Aku bilang keluar!”
Baek Hyun membenarkan. Dan D.O mengatakan itulah mengapa Yeon Hae tidak
datang.
“Jika itu mengganggumu, aku akan menelponnya dan bertanya,” kata Baek
Hyun yang membuat teman-temannya langsung memandangnya. “Sebenarnya aku tidak
punya nomor teleponnya,” katanya kemudian.
“Aku punya,” kata Sehun yang membuat teman-temannya langsung
memandangnya juga. “Maksudku aku tidak tahu. Tapi aku berteman dengan adiknya.”
Karena Sehun dan Kwang Soo berteman, dia bisa menanyakan keadaan Yeon Hae
padanya.
“Gadis itu sakit parah,” kata Kwang Soo saat Sehun mendatanginya di
tenda.
“Apa? Dia benar-benar sakit?”
“Iya, bung. Dia dalam skala kritis,” kata Kwang Soo yang membuat Sehun
terkejut. “Masuk angin,” kata Kwang Soo kemudian.
Lalu Sehun bertanya lagi, tapi bukan tentang Yeon Hae, melainkan
tentang Kwang Soo yang selalu berbicara seperti orang tua, dan kenapa Kwang Soo
berbicara tanpa melihatnya.
“Aku tidak duduk berhadapan dengan teman yang aku temui di luar
sekolah,” jawab Kwang Soo. Lalu dia menyuruh Sehun untuk menjaga sikapnya.
“Berapa usiamu,” tanya Sehun.
“Ho ho.” Kwang Soo menggunakan teguran ala zaman Jeason. “Aku bilang
hati-hati dengan sikapmu. Satu hal lagi. Kau telah salah paham. Kakakku
menganggapmu sebagai seorang pria yang jelak.”
“Apa?”
“Dia bilang kalian sangat jelek,” kata Kwang Soo. Kemudian dia mengatakan
jika Sehun punya pikiran kotor tentang kakaknya, lebih baik buang jauh-jauh.
Lagi-lagi Sehun berekspresi heran.
“Masuk anginnya gadis tetangga sungguh parah. Dia sampai bingung dan
berpikir kita jelak. Tapi, menurut pendapatku, adiknya jauh lebih sakit,” kata
Sehun menjelaskan pada temen-temannya.
D.O tidak mengerti maksud Sehun.
“Jadi gadis itu…” kata Chanyeol bersimpati, tapi kemudian dia mengubah
gayanya menjadi biasa saja, “dia sakit demam?” Sehun membenarkan.
“Gadis itu mungkin sakit karena Chanyeol,” kata Baek Hyun sambil
mengangkat satu kakinya. Mungkin maksudnya dia menunjuk Chanyeol, tapi malas
menggunakan tangan.
Hal tersebut tentu saja membuat Chanyeol marah sehingga melemparkan
satu sandalnya kearah Baek Hyun sambil mengatakan jangan menyalahkannya.
Yeon Hae baring di kasurnya. Dia masih menutupi seluruh tubuhnya dengan
selimut. Dia mengingat kembali kajadian kemarin. Kejadian saat dia mengambil
ponselnya di kamar Chanyeol.
“Kau sungguh tidak tahu siapa aku?” tanya Chanyeol.
“EXO?” jawab Yeon Hae. Chanyeol malah tersenyum sinis.
“Chanyeol yang bersinar-sinar?”
ralat Yeon Hae. Tapi Chanyeol malah menghela napas dan mengatakan sudahlah.
“Dia
ingin aku bilang apa sih?” Yeon Hae kemudian menyuruh jantungnya agar tidak
berdegup kencang lagi.
Chanyeol sedang mencari obat herbal untuk menyembuhkan demam. Kemudian dia
menemukan teh madu baik diberikan kepada orang yang sedang demam. Chanyeol pun
mengambil beberapa sendok madu ke dalam gelas, lalu menuangkan air panas dari
termos.
“Ah panas,” pekiknya saat tangannya tak sengaja terkena sedikir air
panas. Dia pun menyerah.
D.O berada di dalam mobil. Dia berhenti membaca buku karena kejadian
kemarin berkelebat di kepalanya.
“Kau sungguh baik-baik saja? Kau ingin aku memanggil
ambulan?” tanya D.O saat melihat wajah Yeon Hae memerah.
“Tidak. Tidak. Bukan begitu..” tolak Yeon Hae.
“Tapi wajahmu, itu…”
“Memerah?” potong Yeon Hae. Dia mengatakan kalau dia tidak
sakit. Tapi, hanya malu. Yeon Hae lalu menangis. Dia pernah semerah ini selama tiga
tahun. “Bagaimana ini?”
D.O meminta maaf. Tapi Yeon juga meminta maaf karena terlihat
seperti itu. Dia meminta maaf berkali-kali sambil menangis. Kemudian membuang
ingusnya menggunakan celemek, tepat di wajah foto D.O dia mengeluarkan
ingusnya.
D.O tersenyum mengingat kejadian kemarin.
“Hyung, bisakah kita bernenti sebenar?” pinta D.O saat melihat keluar.
“Ada kiriman,” kata Kwang Soo sambil menyodorkan segelas minuman kepada
Yeon Hae yang sedang tidur. Yeon Hae menyuruh Kwang Soo untuk keluar karena dia
lelah.
“Siapa pria celemek? Ini dari pria celemek,” kata Kwang Soo membaca
tulisan di kertas yang ditempel di gelas itu. Yeon Hae langsung bangun dengan
mata melotot. Dia pun mengambil kertas itu.
‘Madu dan jeruk yuja sangat bagus untuk mengobatu masuk
angin. Minumlah ini dan cepatlah sembuh. Aku berharap kau sehat saat kita
bertemu lagi. NB: katakana padakau namamu pada saat itu. Cowok celemek dari
tetangga sebelah.’ Begitulah isi tulisan di kertas itu.
“Wajahmu terbakar lagi,” tegur Kwang Soo saat kakaknya memerah.
Yeon bangun dari tidurnya dan menyadari bahwa dirinya telah sehat
setelah beristirahat seharian. Dia bahkan merasa sangat segar.
Yeon Hae tidak mau EXO menggapnya aneh karena telah menyembur,
mengintip, dan bahkan menggeledah. Oleh karena itu, dia kembali ke rumah EXO
untuk bersih-bersih.
Kembali Yeon Hae membersihkan kamar Chanyeol. Kali
ini dia lebih hati-hati. Tak lama kemudian, Chanyeol masuk dan menutup pintu.
Dia lalu menyilangkan tangan sambil bersandar di pintu. *begitulah gayanya. Tapi,
Yeon Hae tetap cuek dengan masih melanjutkan mengelap meja.
“Kenapa kau tidak memberitahuku?” tanya Chanyeol. Yeon Hae menghentikan
aktifitas bersih-bersihnya. Dia menoleh.
“Kau di sini untuk bersih-bersih. Dan bukannya penguntit mesum,” kata
Chanyeol lagi. Dia juga menanyakan penyebab Yeon Hae kembali lagi, mungkinkah
kerena membutuhkan uang?
Yeon Hae langsung melirik tajam Chanyeol.
“Katakan sesuatu!” suruh Chanyeol. Yeon Hae kesal dengan perkataan
kasar Chanyeol. Dia pun berjalan keluar. Tapi, Chanyeol menahannya. Lalu meminta
maaf karena telah salah paham dan kasar. Chanyeol juga mengatakn kalau Yeon Hae
boleh tetap membersihkan di situ dan dia tidak akan menghalangi. Kemudian
Chanyeol keluar.
“Kenapa aku kembali? Itu karena aku menyesal. Aku tidak ingin melarikan
diri. Aku ingin meminta maaf dan melakukan hal yang benar sebelum berhenti.
Menyelinap masuk ke kamarmu dan menyentuh barang-barangmu. Aku sungguh mint
maaf. Tapi aku tidak sengaja. Aku tidak bermaksud jahat. Dan juga aku bukan
penguntit mesum. Kau tidak perlu tahu ataupun peduli. Tapi aku juga punya nama.
Namaku…”
“Aku tahu,” jawab Chanyeol yang sebenarnya mendengarkan dari luar.
Yeon Hae terkejut. Chanyeol pun masuk dan mengatakan bahwa dia tahu
nama Yeon Hae.
“Kau pikir aku tidak tahu namamu? Ji Yeon Hee” kata Chanyeol.
Komentar:
Saya suka acting Moon Ga Young ini. Dia bisa memerankan menjadi
nenek-nenek dengan sangat bagus. Dengan usia yang masih sangat muda, dia tahu
bagaimana bergerak seperti nenek-nenek.
Di episode selanjutnya, sepertinya orang yang pernah disukai Yeon Hee
akan muncul.
No comments:
Post a Comment