Chanyeol segera berlari menuju taman. Setibanya dia di sana, ayunan yang dinaiki Yeon Hee tadi sudah kosong. Tapi, ternyata Yeon Hee masih di situ. Dia pindah, ia duduk di
tangga prusutan. Chanyeol bernapas lega.
Dia lalu menghampiri Yeon Hee.
“Aku tahu aku terlambat,” ujar Chanyeol. Dia bertanya apa Yeon Hee
marah.
Dengan cepat Yeon Hee menggeleng. “Tidak terlalu,” katanya dengan
ucapan yang tak begitu jelas karena ia tak lebar membuka mulutnya.
Chanyeol mengernyit. Yeon Hee mengatakan bibirnya membeku.
Chanyeol tertawa mendengarnya. Kemudian dia meniup kedua telapak
tangannya, lalu menyentuhkannya ke pipi Yeon Hee. Tujuannya agar Yeon Hee
merasa hangat.
Saat D.O menemui Yeon Hee tadi, sebenarnya dia mengajak Yeon Hee untuk pulang saja karena Chanyeol sudah pulang. Tapi Yeon Hee yang sudah menunggu 4 jam masih kekeh untuk menunggu Chanyeol. Toh, D.O mengatakan kalau semuanya sudah baik-baik saja. Itulah kenapa Yeon Hee masih di taman sekarang.
Sebelum Chanyeol pergi ke taman
D.O duduk termenung memikirkan kejadian tadi. Lalu pesan masuk di ponselnya.
Itu dari Yeon Hee.
Massage Yeon Hee: “Aku akan bertemu dengannya. Terimakasih, teman.”
D.O : Mungkin tidak seharusnya aku memberitahunya (Chanyeol). Semenit
di sana, kurasa membuatmu (Yeon Hee) menunggu. Aku ingin mencarinya sendiri.
Untuk sekali saja, aku tidak ingin menjadi orang baik. Tapi, kau terlihat
sangat kedinginan. Kau gadis pertama yang aku ulurkan tangan tanpa ragu-ragu.
Aku tak pernah tahu jantungku bergetak sangat kencang. Tapi aku terlalu lambat
dan menjadi pengecut menjadi kenangan bersamanya. Aku menyukaimu. Kita teman,
iyakan? Aku seorang idiot. Aku tak akan lagi meminta seorang gadis untuk
menjadi teman. Mungkin suatu hari, gadis yang ku suka juga akan menyukaiku. Itu
akan terjadi.
Saat Yeon Hee di rumah setelah bertemu Chanyeol di taman, dia tiduran sambil membayangkan kejadian tadi saat Chanyeol
memegang pipinya. Dia lalu tersenyum dan menggeliat seperti cacing kepanasan
sambil berterian girang. Dia nampak sangat bahagia.
Suara teriakan kegembiraannya itu ternyata terdengar sampai ke lantai
bawah. Adik dan ibunya yang menonton TV sampai mendongak ke atas, heran dengan
Yeon Hee.
“Apa yang terjadi dengan kakakmu? Apa dia gila?” tanya nyonya Park
kepada Kwang Soo.
“No, no, no,” geleng Kwang Soo. “Dia berkomunikasi dengan tetangga
supranatural kita. Seperti lumba-lumba.” Dia pun berteriak menirukan suara Yeon
Hee.
Nyonya Park malah bertanya apakah Kwang Soo sakit. Kwang Soo menjawab
tidak.
“Bagus. Semua yang kau inginkan adalah agar kau sembuh,” ujar Nyonya
Park.
Yeon Hee membersihkan di kamar Chanyeol. Sementara itu, Chanyeol duduk
di depan keybord-nya. Entah menyetel keyboard atau tidak. Soalnya dia
memperhatikan Yeon Hee yang bersih-bersih, sedangkan tangannya menyentuh
pengaturan keyboard. Kemudian dia mendesah. Dia ingat kalau EXO akan segera
mengadakan tur.
“Ada anak kecil,” ucap Chanyeol tanpa menatap Yeon Hee, kesannya dia seperti
berbicara pada diri sendiri. “Dia tak pandai mengekspresikan emosinya. Dia
menyukai seorang gadis, tapi dia tidak berani memberitahu padanya bagaimana
perasaannya. Suatu hari ada anak yang mengambil boneka beruang.”
Yeon Hee yang tadinya mendengarkan sambil membersihkan, kemudian
berhenti.
“ Anak itu akhirnya berbicara padanya,” lanjut Chanyeol. “Dia bilang
jika dia mengambil bonekanya kembali. Gadis itu akan menyadari bagaimana
perasaannya. Dia berpura-pura. Dia akan tahu bagaimana perasaannya bahkan jika
ia tidak mengatakan hal itu.”
Yeon Hee tertunduk.
“Aku tidak tahu mengapa, tapi itulah yang dia pikirkan.” Chanyeol
berdiri dan menatap Yeon Hee. “Aku tidak baik padamu. Aku ingin minta maaf. Aku
minta maaf. Huh? Itu aneh. Apa itu? Wajahmu jadi merah.”
Yeon Hee langsung memegang pipinya. “Apa? Itu benar!” katanya seraya
tersenyum. Chanyeol pun tertawa.
Chanyeol berbalik menghadap ke jendela. Dia menyuruh Yeon Hee untuk tidak
datang lagi.
“Apa?” kata Yeon Hee heran.
“Kau dipecat, bodoh,” sahut Chanyeol.
“Dipecat?”
“Taaapi…” Chanyeol berbalik sambil tersenyum. “Tugas gadis Incheon
belum selesai.”
Pagi-pagi sekali member EXO sudah berkemas untuk pergi. Baek Hyun masuk
duluan ke dalam rumah. Sehun berusaha menelpon Kwang Soo karena ingin bertemu
untuk yang terakhir kalinya. Tapi Kwang Soo malah tidak menjawab.
“Apa dia tertidur atau apa?” omel Sehun sambil melihat rumah Kwang Soo.
Dia lalu masuk ke dalam mobil.
Sebelum D.O menyusul Sehun, dia memandang rumah Yeon Hee sebentar.
Chanyeol yang dari tadi memandang rumah Yeon Hee lalu berkata dalam
hati, “Selamat tinggal, Ji Yeon Hee.” Kemudian dia masuk ke dalam mobil.
Mobil pun melaju. Baru beberapa meter, ada seseorang yang berteriak
dari belakang mobil.
Sehun menurunkan kaca mobil karena melihat Kwang Soo dari kaca spion
sedang berlari mengejar van EXO. Dia terkejut.
“Hei!!” teriak Kwang Soo sambil menunjukkan bungkusan.
“Brother!!” teriak Sehun juga sambil menjulurkan tangan.
Saat mobil berhenti, Sehun segera berlari menghampiri Kwang Soo dan
memeluknya. Sehun menanyakan kenapa Kwang Soo terlambat.
“Ini.” Kwang Soo menunjukkan sebuah bungkisan coklat dan termos kecil.
Di bungkusan itu tertulis “Kopi Guatemala Antigua kopi. Tanap dibakar.”
“Apa ini?” tanya Sehun.
Kwang Soo menjelaskan kalau dia membuatnya semalaman. “Aku menangani
masing-masing kacang dengan hati-hati.” Kwang Soo menyuruh Sehun meminumnya
saat di pesawat.
“Kau tidak perlu melakukannya,” kata Sehun.
“Daah, Sehun. Aku akan membuatnya agar tidak sedikit kasar lain kali.”
“Aku akan kembali. Jagalah dirimu.”
Kemudian mereka berpelukan lagi untuk yang terakhir.
Saat Sehun sudah ada di dalam mobil, dan mobil melaju. Sehun
menjulurkan tangannya sambil berseru dengan sedih, “teman”. Sedangkan Kwang Soo
juga seperti itu. Dia menjulurkan tangannya sambil berseru dengan sedih, “Daah,
Sehun”.
Ternyata Sehun memberikan Kwang Soo kenang-kenangan. Dia memberikan
alat latihan memukul untuk Kwang Soo. Dia memberikan secarik kertas di sana
dengan tulisan “Jadilah seorang seniman bela diri sejati.”
Kwang Soo hampir menangis melihatnya.
Yeon Hee datang sambil membawa bungkusan sup. Dia mengomel karena
Chanyeol memecatnya tapi dia menyuruhnya membawakan sup dari Rumah Sup 63 tahun
saat subuh.
“Aku akan memanaskan ini. Dan membuat mulutnya terbakar. Itu akan
mengajarinya,” omel Yeon Hee. Dia tak menyadari kalau mereka telah pergi. Dia
baru sadar, saat tiba di depan rumah EXO. Dia melihat banyak kardus di depan.
Segera dia masuk ke dalam rumah, tepatnya ke kamar Chanyeol. Tapi,
Chanyeol tak ada di sana. Meja dan kursi terbungkus kain putih.
Ada sesuatu yang ditinggalkan Chanyeol. Matilda. Tas gitar bertuliskan matilda
ada di atas meja.
Yeon Hee membuka tas gitar itu karena heran kenapa Chanyeol
meninggalkannya. Isinya bukan gitar, melainkan earphone beserta rekamannya,
kalung kakek Chan, dan secarik kertas.
Yeon Hee mengabil earphone itu dan memasangkannya ke telinga.
Lalu dia memutar rekamannya. Kemudian music mengalun. Yeon Hee
tersenyum.
Dia lalu mengabil secarik kertas.
“Ini adalah surat berantai. Jika kamu menerima ini…”
“Apa-apan ini,” kata Yeon Hee menghentikan membaca isi surat. Tapi,
kemudian dia melanjutkan membaca. Senyumnya terukir saat dia membaca surat dari
Chanyeol.
“Jika kau menjaga kalung ini, kau akan terhindar nasib buruk dan kita
akan bertemu lagi nanti. Jadi, jangan hilangkan, gadis Incheon. Mengerti? Aku
akan kembali.”
“Oke, Chan. Ayo bertemu lagi.” kata Yeon Hee.
6 bulan kemudian
Yeon Hee berada di kamarnya. Dia berkacang pinggang sambil menatap
tajam pada kalender kecil di mejanya. Beberapa bulan berlalu penampilan Yeon
Hee agak berubah. Rambutnya lebih rapi. Dia juga memakai poni.
“Kita bertemu lagi, pantaku,” omel Yoen Hee.
Begitu lagu baru EXO dirilis, itu menjadi hit besar. Tapi Chan tidak
pernah menelponnya sekalipun.
“Aku tidak menunggu telponnya,” elak Yeon Hee. Dia tidak akan
menelponnya atau mengirim pesan LINE pertama. Dia harus menegakkan
keputusannya. Dan lingkaran ini membutktikan bahwa dia tidak akan menjadi gadis
yang gampangan.
“Tapi berapa banyak lingkaran yang harus ku gambar?” tanya Yeon Hee
pada dirinya sendiri sambil menunjuk lingkaran-lingkaran di kalender dengan pensil warna.
Tiba-tiba pesan LINE masuk dari ibunya yang menyuruhnya untuk
bersih-bersih karena ada orang yang akan pindah.
Dengan wajah kesal, Yeon Hee mengetik, “Aku belajar untuk yang
terakhir.” Maksudnya dia menolak perintah ibunya. Tapi, kemudian ibunya
mengirimi pesan lagi dengan bunyi, “aku ini ibumu.”
Terpaksa Yeon Hee menuruti perintah ibunya. Dia pergi ke rumah kakek
Chan untuk membersihkan. Keadaan di situ masih sama.
Yeon Hee bertanya-tanya siapa yang akan pindah ke situ. Kemudian dia
berjalan menuju dapur. Dia terkejut saat melihat bungkusan berbentuk kotak di
atas meja.
“Wow, kue beras,” serunya. Segera dia menghampirinya.
Yeon Hee meletakkan alat bersih-bersihnya lalu membuka bungkusan itu.
“Ini harus dimakan sebelum dingin,” katanya lalu memakan kue berasnya.
Seperti di episode 1, Yeon Hee tersedak. Dia memukul-mukul dadanya.
“Ini,” kata seseorang yang menyodorkan sebotol air minum.
“Hai, gadis Incheon,” sapa orang-orang saat Yeon Hee menengok untuk
melihat siapa yang memberikannya air minum.
Orang-orang itu adalah member EXO. Mereka akan tinggal di rumah itu
lagi. Tapi kali ini, mereka tidak hanya empat, tapi enam.
Yeon Hee bahagia karena Chan kembali. Dia juga bahagia kerena EXO
menjadi tetangganya.
END
Komentar:
EXO Next Door dengan penonton lebih dari 10 juta ini akhirnya
tamat. Yaah, cukup memuaskan karena berakhir bahagia. Tapi, saat drama ini
habis, kok aku ngerasa hampa ya. Hihihi… jelas saja, secara nggak ada lagi
sinopsis yang aku tulis tiap dua minggu sekali. Tapi, dengar-dengar EXO Next
Door bakal ada season 2 nya.
Yeon Hee bersedia menunggu selama 4 jam lebih. Sebenarnya sih, dia
sudah menunggu bertahun-tahun agar Chan datang. Jadi, 4 jam itu tidak terlalu
lama baginya. Dan untungnya Chan datang.
D.O kasihan. Dia merasa seperti kura-kura yang berjalan lambat sehingga
ia terlambat sampai finish. Ini pesan nih buat kalian yang suka sama seseorang
tapi nggak mau diungkapin. Kalau sudah jadi milik orang baru nyesel.
Ini nih sahabat fenomenal. Saking sayangnya mereka, jadi bukan seperti
sahabat lagi,melainkan pasangan kekasih, Heheheh… Apalagi kalau ada momen-momen
dramatis yang tambah mereka bikin-bikin jadi dramatis banget seperti di episode ini dan di episode9 waktu Sehun dikejar-kejar fans.
Kue beras selalu dibungkus kayak gini yah. Yeon Hee sampai tahu isi bungkusan walaupun belum dibuka.
Seperti
di episode 4 dan episode 8, kali ini aku mau kasih foto-foto tambahan lagi. Kali ini lebih banyak.